Aksi Ampera di depan Perpustakaan Wilayah Soeman HS, Rabu (7/10/2015) sore, mengkritik akademisi yang tidak bersuara atas bencana kabut asap yang melanda Riau.
(RIAUONLINE.CO.ID/ZUHDY)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Masyarakat mengatasnamakan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) Riau melakukan mimbar bebas di Jalan Jendral Sudirman, depan Gedung Pustaka Wilayah Soeman HS, Pekanbaru, Rabu (7/10/2015) sore. Dalam orasinya, Ampera menuding akademisi Riau telah berselingkuh dengan korporasi dan negara terkait asap yang telah menyelimuti Riau selama 3 bulan terakhir ini.
Panglima Ampera Riau, Hendri Marhadi mengatakan, "Kita curiga seperti ada indikasi akademisi berselingkuh dengan korporasi pembakar lahan. Pasalnya, tak banyak akademisi hari ini yang kritis menanggapi asap Riau yang telah menewaskan beberapa orang." (LIHAT: (Video) Surat Riau Untuk Indonesia)
Hendri mengimbau kepada para akademisi untuk tampil bersuara mengkritik apa yang terjadi di Riau hari ini. Karena akademisi dianggap pihak yang paling objektif melihat sebuah fenomena. "Kalau memang nurani para akademisi ini terpanggil, ya bersuaralah," ungkap Hendri.
Aksi yang dilakukan Ampera cukup menarik perhatian orang-orang melintas di sekitar Perpustakaan Soeman HS karena menggunakan dresscode merah. Menurut Koordinator Aksi, Tata Haira, pakaian merah sebagai simbol perlawanan dan perjuangan bagi rakyat Riau yang ditindas sekarang. (KLIK: (Video) Rindu Bermain di Bawah Langit Biru)
"Merah itu sebagai simbol perlawanan dan perjuangan. Maka dari itu, kita memilih warna merah sebagai dresscode aksi Ampera Riau. Kita ingin pemerintah melihat perlawanan dari masyarakat ini," pungkas Tata kepada RIAUONLINE.CO.ID ketika ditemui usai aksi.
Beberapa spanduk dibentangkan massa Ampera di lokasi mimbar bebas. Salah satunya tertulis pernyataan menuding grup perusahaan besar Sinasmas dan April sebagai biang kerok terjadinya asap dan kebakaran yang ada di Riau.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline