Asap Masuk Rumah, Warga Riau Mengeluh Sesak Nafas

Kabut-Asap-Selimuti-Pekanbaru.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan kian pekat di Riau. Akibatnya, jarak pandang menurun hingga 600 meter, suasana gelap lantaran sinar matahari redup tertutup asap, dan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, terganggu.

 

Aroma asap pekat yang menusuk hidung membuat warga mengeluh sesak. "Asap mulai masuk rumah," kata warga Tembilahan, Nursyamsiati, Rabu, 2 September 2015. Sebagaimana dikutip RIAUONLINE.CO.ID dari laman Tempo.co.

 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru menyebutkan kabut asap mulai pekat di Riau sejak tiga hari terakhir. Kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera turut menambah dampak asap di Riau.


Hembusan angin bergerak dari tenggara hingga selatan membuat asap berkumpul di wilayah Riau. "Terlebih titik panas di Riau tiga hari terakhir meningkat," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Pekanbaru.

 

Slamet mengatakan pada 28 Agustus 2015 lalu titik panas di Riau relatif sedikit, hanya empat titik panas. Namun kabut asap tetap saja menyelimuti Riau akibat kiriman dari Jambi dan Sumatera Selatan yang tengah dilanda bencana kebakaran lahan.



 

(BACA JUGA: Gawat, Asap Pekat, Helikopter Pemadam Habis Kontrak

 

Saat ini, kata Slamet, asap semakin pekat karena tiga hari belakangan terjadi lonjakan titik panas di wilayah Riau bagian selatan, seperti Pelalawan 46 titik dan Indragiri Hilir 29 titik. "Selain asap kiriman, juga disebabkan asap dari Riau sendiri," katanya.

 

Meski demikian, kata Slamet, sebaran kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan di Sumatera tidak berpotensi mengganggu negeri jiran Malaysia dan Singapura. Sebab hembusan angin di atas ketinggian 5.000 hingga 10.000 kaki bergerak ke arah timur. "Asap masih berada di seputaran Sumatera. Paling tidak hanya mengganggu Sumatera Barat," ujarnya.

 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan, satelit Tera dan Aqua memantau 559 titik panas tersebar di Sumatera. Tiga daerah disebut penyumbang titik panas paling banyak, yakni Sumatera Selatan 220 titik, Jambi 169 titik dan Riau 134 titik. Kemudian Bangka Belitung 26 titik, Sumatera Barat enam titik dan Lampung empat titik.

 

Untuk wilayah Riau, titik panas tersebar di sejumlah kabupaten/kota, yakni Pelalawan 46 titik, Kampar 13 titik, Kuantan Singingi 11 titik, Indragiri Hilir 29 titik, Indragiri Hulu 21 titik, Siak empat titik, Rokan Hulu tiga titik, Rokan Hilir dua titik, Bengkalis tiga titik, Dumai satu titik, dan Meranti satu titik.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline