Laporan : Suci Aulya
RIAUONLINE, PEKANBARU - Satu per satu personel Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin hadir di Makam Taman Bahagia, Jalan Pattimuram Pekanbaru. Kehadiran mereka mengikuti prosesi pemakaman almarhum Serda Sugianto, Kamis (2/7/2015).
Jenazah, rombongan keluarga serta kerabat tiba di lokasi pemakaman tepat pukul 09.44 WIB.
(KLIK : Danlanud Pimpin Pemakaman Serda Sugianto)
Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb M Khairil Lubis menyampaikan rasa bela sungkawanya dalam prosesi pemakaman ini. Serda Sugianto meninggalkan seorang istri, Rahmi Mulia dan dua anak masih kecil, Irvan Raditya berumur 5 tahun dan seorang lagi berumur 7 bulan, Anditia Pramudika.
Prosesi pemakaman diiringi isak tangis keluarga dan kerabat. Almarhum dikemal sebagai sosok sangat luar biasa. Istri almarhum tampak tabah melepas kepergian suami tercintanya.
Mertua almarhum telah mengikhlaskan kepergian menantunya. Dalam sambutannya, ia menyampaikan permohonan maaf dan ucapan terima kasih untuk seluruh pelayat serta orang-orang dikenal almarhum.
(KLIK : Keluarga Tunggu Ayah Serda Ainul dari Pulau Jawa)
Danlanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb M Khairil Lubis, mengungkapkan, almarhum merupakan sosok sangat luar biasa yang pernah ia kenal.
"Almarhum itu orangnya sangat baik sekali. Ia dikenal sebagai ustaz. Tidak perrnah meninggalkan salat 5 waktu, rajin salat berjamaah ke mesjid dan memberi ceramah agama di batalyon," ungkap Danlanud Khairil Lubis.
Serda Sugianto lahir pada tahun 1977. Ia Almarhum sempat meninggalkan pesan untuk kerabatnya agar tidak pernah meninggalkan salat 5 waktu. "Sebelum ia berangkat, ia sempat berpesan untuk kami semua agar jangan meninggalkan shalat 5 waktu," kata lulusan AAU 1990 itu.
(KLIK : Insya Allah Saya Akan Jaga Anak dan Istri Sampai Mati)
"Bapak-bapak dan Ibu-Ibu, jangan pernah tinggalkan salat terutama salat lima waktu, ya" Begitulah kiranya pesan disampaikan oleh almarhum sebelum kepergiannya.
Tak hanya itu, di mata kerabat, almarhum juga meupakan orang yang sangat ramah dan sabar. Sepekan sebelum kepergiannya, Sugianto selalu memberikan ceramah agama di mesjid batalyon dan membuka sendiri tirai pembatas antara laki-laki dan perempuan agar wajahnya bisa tampak oleh jemaah perempuan.
Di akhir upacara pemakaman, istri almarhum, Rahmi Mulia, menuturkan, untuk kedua anaknya, dimana putranya mengatakan keinginannya untuk menjadi seperti ayahnya.
"Saya hanya berharap anak-anak saya nantinya menjadi anak yang shaleh dan shalehah. Ingin menjadi apa mereka kedepannya, apakah akan mengikuti jejak ayahnya atau tidak, itu terserah mereka," tuturnya.