UMRI dan Unilak Disulap jadi Ekoriparian Berbasis Edukasi, Komitmen PHR dan KLHK

Ekoriparian6.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemanfaatan hasil alam secara bijaksana tentu harus memperhatikan ekosistem dan kelestarian lingkungan yang baik. 

Menjaga lingkungan selalu bersih, indah, nyaman, serta tidak membuang sampah sembarangan, menjadi beberapa cara untuk mempertahankan kelestarian lingkungan.

Selain itu, melakukan penanaman pohon sebagai pelindung tak hanya mampu menjaga ekosistem juga memberikan manfaat bagi orang banyak.

Seperti Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dan Universitas Lancang Kuning (Unilak) yang turut berperan mewujudkan program untuk menjaga ekosistem dan kelestarian lingkungan.

Kedua kampus itu disulap menjadi ekoriparian atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ramah lingkungan serta memberi ruang edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar.

Ekoriparian merupakan program pengelolaan sempadan sungai dan badan air lainnya yang dilengkapi dengan pembangunan infrastruktur hijau pengelolaan air limbah dan juga sebagai pusat pemberdayaan dan edukasi masyarakat.

Langkah ini sekaligus merupakan bagian dari komitmen PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam menjaga kelestarian lingkungan, bebas limbah serta memberikan edukasi kepada masyarakat Riau terkait cara mengelola RTH yang nyaman untuk semua orang.

Selain itu, ekoriparian di dua kampus di Kota Pekanbaru dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Riau melalui Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM binaan kampus UMRI dan Unilak, berupa makanan ringan dipasarkan di kafe-kafe.

Ekoriparian Kampus Universitas Muhammadiyah Riau 

Selasa, 27 Agustus 2024, awak media berkesempatan menyaksikan ekoriparian halaman kampus UMRI, Jalan Tuanku Tambusai, Kota Pekanbaru.

Ekoriparian di UMRI mampu mengolah air limbah untuk mengurangi beban air sungai serta mengolah kotoran ternak, dan sampah organik, melalui proses biodigester untuk diolah menjadi gas. 

Analyst Performance PHR, Priawansyah, menjelaskan program ekoriparian yang saat ini diterapkan di UMRI merupakan program kolaborasi PT PHR dan KLHK, bersama UMRI. 

Ekoriparian8Ekoriparian di UMRI - Pengolahan Air Limbah Masyarakat untuk Mengurangi Beban Limbah Sungai. (DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

“Tujuan utama yakni mengurangi beban air sungai dan memberi edukasi kepada masyarakat," ujar Priawansyah.

Program Ekoriparian juga dapat meningkatkan perekonomian di sekitar UMRI. Di halaman depan kampus UMRI berdiri kafe yang ramah lingkungan yang cocok dijadikan sebagai tempat untuk diskusi antar mahasiswa maupun masyarakat umum.

Ekoriparian2Hasil UMKM Binaan UMRI dan Dipasarkan di Kafe Sekitar Ekoriparian. (DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)



Sementara itu, Dekan FMIPA UMRI, Prasetya, mengatakan UMRI juga mengubah sampah organik yang telah diproses secara biodigester menjadi gas alami, lalu disalurkan sebagai produk UMKM.

"Gas tersebut dapat digunakan 3-5 jam," tambah Dekan FMIPA UMRI, Prasetya.

Lanjut Prasetya, Ekoriparian UMRI dilengkapi Penampung Air Hujan (PAH) berupa tower, yang kemudian diresapi ke tanah. Kemudian, mengendap dan digunakan untuk menyirami tanaman di sekitar ekoriparian UMRI.

Wakil Rektor III UMRI, Jufrizal, berharap kontribusi UMRI mewujudkan ekoriparian yang menjadi program kolaborasi kampus ini bersama PHR dan KLHK ini dapat mengurangi pencemaran lingkungan serta penyediaan air bersih.

"Kita apresiasi PHR dan KLHK, kita berharap UMRI jadi role model bagi civitas akademika," tutupnya.

Ekoriparian Patra Lancang Kuning 

Ekoriparian Patra Lancang Kuning sudah dibangun sejak Desember 2022 dan rampung pada Februari 2023. Ekoriparian Unilak merupakan komitmen PHR untuk menghadirkan Ruang Terbuka Hijau buat masyarakat Pekanbaru.

Ekoriparian Patra Lancang Kuning ini mengusung konsep alam dengan dua danau untuk menyaring, menyerap, dan memanfaatkan air rumah tangga warga, dengan ratusan tanaman di sekitar danau.

Di atas lahan seluas 14 hektare, Ekoriparian Patra Lancang Kuning dilengkapi dengan danau dan kafe seluas 4 hektare, dan 10 hektare lainnya disulap menjadi Taman ke Hati Arboretum.

Ekoriparian9Spot Jogging dan Jalan Santai di Ekoriparian Patra Lancang Kuning. (DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

Ada pula constructed wetland atau rawa buatan yang diciptakan dan didesain khusus untuk mengolah air tercemar dengan memanfaatkan proses alami yang terintegrasi. Air limbah dari pemukiman warga yang mengarah ke danau akan mengalami dekontaminasi melalui proses alami, melibatkan vegetasi rawa atau riparian.

Manfaat yang dapat diperoleh dari Ekoriparian ini sangat beragam. Di antaranya terbentuknya kelembagaan untuk dapat mengelola fasilitas yang terbangun secara mandiri dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. 

Fasilitas ini akan menjadi tempat wisata edukasi, sebagai sarana olahraga dan ruang terbuka hijau bagi masyarakat Riau. Selain itu, berkontribusi pula dalam menjaga kelestarian sumber mata air di kawasan hutan kampus Unilak, serta membantu menurunkan emisi gas rumah kaca. 

Fasilitas yang ada di kawasan ini meliputi kantin dan area untuk UMKM, outdoor amphitheater, taman baca, jogging track, toilet, Biodiversity Online Information System Taman Kehati. 

Ekoriparian ini juga menjadi wadah bagi sejumlah UMKM dan ekonomi kreatif untuk memanfaatkan ruang usaha sebagai media komunikasi bisnis dan pemasaran produk atau jasa.

Wakil Dekan Fakultas Kehutanan Unilak, Dodi Sukma, menyebut kafe di Ekoriparian Patra Lancang Kuning mampu menghasilkan pendapatan Rp 6-7 juta per hari.

EkoriparianWarga Menikmati Udara dan Lingkungan yang Asri di Ekoriparian Patra Lancang Kuning. (DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

"Dahulunya tempat ini adalah semak-semak dan lahan sawit, namun setelah berkolaborasi dengan PT PHR, tempat ini disulap menjadi ekoriparian taman bermain yang asri dan alami," ujar Dodi.

Kawasan sekitar danau menjadi tempat favorit bagi masyarakat menikmati sejuknya udara di Ekoriparian Patra Lancang Kuning. Tempat ini juga menjadi wisata edukasi bagi masyarakat untuk mengenal alam di Taman ke Hati Arboretum.

"Kalau sore, masyarakat Pekanbaru banyak datang ke sini. Bahkan ada yang joging dan duduk menikmati pemandangan danau dari kafe di sini," jelas Dodi.

Selain mengenalkan Ekoriparian Patra Lancang Kuning, Dodi Sukma, juga mengajak masyarakat untuk mengenal Taman ke Hati yang berjarak beberapa meter dari Kawasan danau serapan.

Dodi menyebut ada 10 hektare lahan yang dipenuhi pepohonan yang masih alami dan dihiasi kicauan burung dan hewan di alam terbuka tersebut. Sebanyak 200 jenis spesies tanaman endemik dan tanaman lainnya juga tumbuh subur di sana.

Ekoriparian4Pintu masuk menuju Taman ke Hati. (DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

Hewan melata seperti ular, kobra, piton, cincin kuning dan ular piper juga hidup di hutan Taman ke Hati Arboretum tersebut. Bahkan, Unilak memberikan pendampingan edukasi bagi masyarakat yang ingin menikmati suasana alam terbuka di hutan alami ini.

Sebagai sarana edukasi, semua pohon di Taman ke Hati diberi barcode identitas atau jenis pohon yang dapat diakses menggunakan smartphone masing-masing.

"Taman Kehati Arboretum Unilak didesain sebagai destinasi wisata edukasi berbasis ekologi atau Eco-edu wisata,” katanya.

Tujuannya, kata Dodi, untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati, khususnya spesies dan ekosistem.