DPRD Kuansing Jumpai Limbah Sawit PT Tambora Agro Lestari Dibuang ke Sungai

Kunjungan-DPRD-Kuansing.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ROBI SUSANTO)

Laporan: ROBI SUSANTO 

RIAU ONLINE, TELUK KUANTAN - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), menemukan dugaan pencemaran limbah mencemari Sungai Geringging, Desa Serosa, Kecamatan Hulu Kuantan, Rabu, 23 Oktober 2019.

Konklusi ini diambil setelah Komisi II DPRD Kuansing bersama Dinas Lingkungan Hidup turun ke lapangan melihat pengelolaan limbah milik Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Tambora Agro Lestari (TAL).

Dari kunjungan lapangan tersebut ditemukan ada banyak bekas parit diduga digunakan untuk membuang limbah menuju Sungai Geringging.

"Limbah milik PT TAL ini diduga telah mencemari lingkungan," ujar anggota Komisi II DPRD Kuansing, Satria Mandala Putra, kepada RIAUONLINE.CO.ID, usai turun lapangan.

Satria mengatakan, dari temuan di lapangan terlihat jelas ada limbah di dalam parit diduga mengalir menuju sungai. Apabila kolam limbah penuh, maka limbah berada di kolam ini akan keluar dengan sendirinya mengalir menuju parit di sekitar kolam.

"Kalau dilihat secara kasat mata ya berbahaya, karena limbah ini berasal dari kolam 11. Kita lihat di kolam 11 ini, enceng gondok pun mati semua, ini tandanya limbah pada kolam 11 berbahaya," ujar politisi PDIP ini.

Menurut Satria, sungai biasa digunakan masyarakat untuk mandi diduga telah tercemar. "Dulu dari keterangan masyarakat pernah ditemukan ada ikan mati," katanya.

Kemudian dari pengakuan masyarakat kata Satria, setelah memanfaatkan sungai ini banyak gejala yang muncul seperti merasa gatal-gatal.



"Dulu bebatuannya bersih, tapi sekarang sudah banyak menghitam. Kita lihat perusahan ini tidak ada keseriusan dalam menangani limbahnya," pungkasnya.

Satria juga menyayangkan lemahnya pengawasan dilakukan Dinas Lingkungan Hidup.

"DLH terkesan melempar bola, kata mereka dulu datang tidak seperti itu kondisi kolamnya, sekarang kok seperti itu," tutur Satria menirukan ucapan pihak DLH Kuansing yang juga turun ke lapangan bersama Komisi II.

Sementara anggota DPRD Kuansing, Sastra Febriawan mengatakan, dari 11 kolam limbah dimiliki Pabrik Kelapa Sawit PT TAL, di kolam 10 lihat kondisi airnya lebih jernih dibanding kolam 11.

"Asumsi kita, kolam 10 ini digunakan untuk menampung air hujan, dan kolam 11, kita lihat aceng gondok pun tak bisa hidup. Tapi kolam 11 ini malah airnya diduga dibuang ke sungai," ujar politisi Partai Golkar ini.

Ia menduga apabila musim hujan, air di kolam 11 ini dikuras dan dibuang ke sungai. "Cukup berbahaya, banyak bekas galian seperti parit kita temukan" katanya.

Selain meninjau kondisi kolam limbah milik perusahaan, kata Sastra, DPRD Kuansing juga mempertanyakan adanya perbedaan harga buah sawit milik masyarakat dengan buah dari luar.

"Ada perbedaan harga buah sawit di PKS PT TAL ini antara buah masyarakat tempatan dengan buah dari luar, ini tadi juga kita pertanyakan," jelasnya.

Untuk menindaklanjuti pengaduan masyarakat ini katanya, kita dari Komisi II juga minta secepatnya PKS PT TAL ini untuk melengkapi dokumen. "Kita minta seluruh dokumen dibawa kekantor nanti, kita akan tindaklanjuti temuan lapangan ini," tegasnya.

Bahkan Komisi II juga akan mempertanyakan kemana saja CSR perusahaan ini disalurkan.

"Tadi hanya disampaikan secara global, angkanya mencapai Rp 420 juta, belum kami lihat kemana saja penyalurannya," katanya.

DPRD, kata Sastra, juga mendesak PT TAL melakukan sharing budget untuk pemeliharaan ruas jalan kabupaten di Desa Serosa digunakan untuk mobilitas perusahaan.

"Sekarang kondisi jalan mulai hancur, kabarnya perusahaan masih menggunakan jalan ini, padahal Pemda yang bangun," kata Sastra.

Kunjungan lapangan Komisi II DPRD Kuansing langsung dipimpin Ketua Komisi II DPRD Kuansing, Muslim. Juga ikut Wakil ketua DPRD Zulhendri, anggota Komisi II DPRD Kuansing diantaranya Satria Mandala Putra, Sastra Febriawan, Azrori Analke Apas, dan Agung Rahmad Hidayat.

Humas PKS PT TAL, Ijul coba dikonfirmasi RIAUONLINE.CO.ID sejak Rabu sore hingga malam, namun nomor handphone tidak aktif. Beberapa kali dihubungi tetap saja nomor tidak terhubung. Bahkan pesan singkat dikirim juga belum dibalas.