Kapolri: 90 Persen Kebakaran Hutan dan Lahan Disengaja Dibakar

jend-tito-dan-mars-hadi.jpg
(ist)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) selama ini terjadi di Indonesi di atas lahan gambut, bukan karena faktor alam, melainkan disengaja dibakar manusia. 

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian kemudian meminta bantuan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto membantu menangkap tangan pelaku pembakar lahan sebagai bagian menimbulkan efek jera.

"Di atas 90 persen penyebab (Karhutla) akibat ulah manusia. Artinya disengaja. Seperti melakukan land clearing (pembersihan lahan dengan membakar)," kata Jenderal Pol Tito Karnavian, Senin malam, 12 Agustus 2019.

Luluan terbaik Akpol 1987 ini mengatakan, upaya penanggulangan Karhutla dalam jangka pendek adalah penegakan hukum. Kapolri telah memerintahkan Kapolda Riau, Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo untuk melakukan tindakan tegas berupa penegakkan hukum, baik ke perseorangan maupun korporasi atau perusahaan.

 



 

Perintah serupa juga diberikan Tito Karnavian untuk Kapolda di Pulau Sumatera dan Kalimantan langganan Karhutla. Selain itu, sebagai upaya menimbulkan efek jera para pelaku pembakaran lahan hingga kini masih terus terjadi.

Ia meminta bantuan Panglima TNI agar prajurit tengah melaksanakan pemadaman atau patroli menangkap tangan jika menemukan pelakunya.

"Secara KUHAP setiap orang boleh (melakukan penangkapan). Termasuk juga saya minta kepada Bapak Panglima TNI, kalau tertangkap tangan boleh dan terus diserahkan ke penyidik kepolisian setempat," ujarnya.

"Kita ingin agar ada tindakan lebih tegas baik kepada perorangan maupun korporasi supaya ada efek jera," lanjutnya.

Sementara itu, Panglima TNI menyatakan siap membantu polri dalam melakukan penegakan hukum Karhutla agar bencana yang terus berulang setiap tahun saat musim kering itu bisa diatasi. "Kami mendukung Polri untuk langkah penegakan hukum," tegas Hadi.

Polda Riau sendiri sejauh ini menyatakan telah menetapkan 27 tersangka pembakar lahan. Mereka semua berasal dari berbagai daerah di Riau yang diproses sejak awal 2019 hingga Agustus ini.

Terakhir, Polda Riau turut menetapkan satu PT SSS (Sumber Sawit Sejahtera), yang juga berlokasi di Pelalawan sebagai tersangka secara korporasi.

Kedatangan Kapolri dan Panglima ke Riau tahun 2019 bukan kali pertama. Sehari usai Gubernur Riau Syamsuar dilantik oleh Presiden Joko Widodo, kedua jenderal bintang empat tersebut juga ke bumi Lancang Kuning. 

Kala itu, Kapolri dan Panglima melihat secara langsung Karhutla di Pulau Rupat, Bengkalis. Namun, enam bulan kemudian datang ke Riau dengan agenda serupa, Karhutla.