Inilah Foto-foto Berjam-jam Proses Evakuasi Bonita, Harimau Sumatera

Evakuasi-Harimau-Sumatera-Bonita.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Evakuasi Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) berjenis kelamin betina bernama Bonita, membutuhkan waktu belasan jam usai ditembak bius oleh dokter hewan, Dita, Jumat pagi, 20 April 2018, pukul 06.50 WIB. 

Bonita ditembak bius sebanyak dua kali oleh drh Dita, dokter hewan perempuan yang selama ini mengikuti harimau telah menyebabkan dua nyawa anak manusia melayang.

Setelah mencapai jarak ideal, drh Dita langsung menembakkan peluru bius ke tubuh Harimau Sumatera tersebut. Penembakan berhasil mengenai sasaran.

Baca Juga: 

Peluru Bius Akhiri Pelarian Bonita. Jumat Pagi Tertangkap

Malam Ini, Bonita, Harimau Sumatera, Tiba Di Tembilahan Usai Ditembak Bius

Tim kemudian memantau pergerakan Harimau Sumatera secara berkelanjutan. Usai berjalan sejauh lebih kurang 1.000 meter, Tim menemukan Bonita dalam Keadaan pingsan akibat pengaruh bius ditembbak sebelumnya.

Evakuasi Harimau Sumatera

HARIMAU Sumetera, Bonita, dievakuasi dalam kandang terbuat dari besi, dibawa menggunakan perahu cepat, Jumat, 20 April 2018, di Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir.

"Sayangnya, evakuasi alami hambatan karena jarak jauh dan akses sulit dijangkau. Sehingga Harimau Sumatera tersebut kembali ditembak menggunakan bius untuk keduakalinya," seperti tertera dalam kronologis diterima RIAUONLINE.CO.ID

 

Usai dipastikan pingsan, Bonita dimasukkan ke dalam kandang evakuasi sudah dipersiapkan sebelumnya untuk dibawa ke KPP PT THIP, Tanjung Simpang. Rencananya, Bonita akan dibawa ke Observasi Satwa Liar di Dharmasraya, Sumatera Barat, melalui Tembilahan. 



Dari metadata foto-foto yang diperoleh RIAUONLINE.CO.ID, evakuasi Bonita menggunakan kandang terbuat dari besi sejak pukul 11.00 WIB. Dari foto tersebut, Harimau Sumatera itu dinaikkan ke atas speedboat, kendaraan sungai digunakan warga di Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil). 

Klik Juga: 

Harimau Terkam Dan Seret Tukang Bangunan Di Inhil Hingga Tewas

Ada Cerita Mistis Di Balik Perburuan Harimau Bonita

Terlihat gembok terkunci di pintu masuk kandang besi, tempat Bonita akan dievakuasi, dengan diikat seketat mungkin, agar tak membahayakan. 

Foto lainnya, kandang berisikan Bonita, digotong beramai-ramai dari perahu dan proses pemindahan lainnya menggunakan seperti katrol ke atas kendaraan Jumat malam. 

Evakuasi Harimau Sumatera

KANDANG terbuat dari besi berisikan seekor harimau sumatera bernama Bonita, dievakuasi dengan mengangkatnya menggunakan sejenis katrol ke atas mobil untuk dibawa ke Observasi Satwa Liar Harimau Sumatera, di Kabupaten Dhamasraya,Sumatera Barat, Jumat, 20 April 2018, di Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau.

Jumat pagi, sekitar pukul 06.50 WIB, Tim Gabungan berhasil mengetahui keberadaan harimau telah memangsa dua warga tak bersalah. 

 

Sejak beraksi pertama kali dengan menerkam perempuan pekerja di areal perkebunan kelapa sawit milik perusahaan asal Malaysia, PT Tabung Haji Inti Plantation, Jumiati, Rabu, 3 Januari 2018. Ia diterkam harimau saat bekerja di KCB 76 Blok 10 Afdeling IV Eboni State.

Perempuan berusia 33 itu tewas dengan kondisi mengenaskan saat bekerja. Sementara dua rekan Jumiati, Yusmawati (33) dan Fitriyanti (40) selamat dari keganasan Harimau Sumatera. Namun, Dani menuturkan kondisi psikis dua karyawan selamat cukup terpukul dan perlu pemulihan.

Korban berikutnya, dua bulan kemudian, Sabtu, 10 Maret 2018, saat Maghrib, seorang pekerja bangunan, Yusri Effendi (34), warga Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, menjadi korban terkaman "Datuk". 

 

Berbagai upaya dilakukan untuk menangkap hidup-hidup si Raja Hutan tersebut. Termasuk mendatangkan pawang cantik dari Kanada, Shakti. 

Namun, upaya tersebut baru berbuah hasil, Jumat pagi kemarin, 20 April 2018. Bonita harus dilumpuhkan dengan dua tembakan bius yang dilesatkan drh Dita ke tubuhnya. 

Bonita kemudian dievakuasi menggunakan jalur sungai menuju Tembilahan, Ibukota Kabupaten Inhil. Dari Inhil, lalu dibawa ke Rengat, Indragiri Hulu (Inhu), sebelum akhirnya dibawa ke Dhamasraya, Sumatera Barat, tempat Observasi Satwa Liar. 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id