BEGINILAH kondisi kabut asap setiap tahun menimpa warga Pekanbaru. Pemerintah gagal melakukan pencegahan sehingga kejadian serupa tak terulang kembali pada tahun-tahun berikutnya.
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Jarak pandang di Kota Pekanbaru, Senin (27/7/2015) sekitar pukul 06.30-07.30 WIB, tak lebih dari 1 kilometer (1.000 meter).
Tebalnya kabut akibat pembakaran hutan dan lahan (Karhutla) tersebut, berakibat banyak anak-anak sekolah dan para Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta pegawai swasta yang hendak berangkat sekolah serta kantor, terpaksa menggunakan masker.
"Ya Allah, sakit kepala ini. Asap sangat tebal, bikin kepala saya pusing, cekat-cekot dibuatnya," ungkap warga Pekanbaru, Arrur, Senin (27/7/2015), kepada RIAUONLINE.CO.ID.
(Baca Juga: Danrem: Asap Bikin Bodoh Generasi Muda Riau)
Tidak hanya masker, mereka juga menghidupkan lampu kendaraan roda dua dan empat yang dikendarai. Kondisi serupa ini juga terjadi pada Minggu (26/7/2015), jarak pandang di Pekanbaru di pagi hari hanya 1 km. Sedangkan di Dumai 3 km, Pelalawan 3, dan Rengat 3 km tertutup kabut.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemantauan satelit Modis (Terra-Aqua) hotspot di Sumatera ada 308 titik, dari jumlah tersebut 122 berada di Riau, 59 di Sumsel, 58 di Jambi, 10 Bengkulu, 19 Sumbar, 25 Sumut, 9 Babel 9, 1 Kepri, dan 5 Lampung 5.
(Baca Juga: Walhi: Sia-sia Menteri Siti Sering ke Riau)
"Riau sebagai daerah langganan karhutla tetap saja terbakar. Dari 122 hotspot tersebar di Bangkalis 17, Kampar 16, Dumai 7, Kuansing 4, Pelalawan 44, Rohil 5, Rohul 2, Siak 5, Inhil 8, dan Inhu 14," ungkap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilisnya diterima RIAUONLINE.CO.ID.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline