RIAU ONLINE - Raja Charles merasakan penyesalan mendalam saat pemakaman Putri Diana. Hal ini diungkap oleh seorang penulis biografi kerajaan.
Penulis biografi kerajaan bernama Christopher Andersen itu mengungkap bahwa Raja Charles dihantui penyesalan saat Pangeran William dan Pangeran Harry memintanya berjalan di belakang peti mati Putri Diana.
"Saya pikir itu menghantuinya karena menghantui mereka, dan mereka telah membicarakannya," kata Christopher Andersen kepada Us Weekly, dikutip dari Suara.com, Senin, 14 November 2022.
"Saya telah menulis bahwa saya percaya itu adalah bentuk PTSD," katanya.
Menurut Anderson, Pangeran Harry, Duke of Sussex, memiliki mimpi buruk terbang ke London. Anderson menyebut, Pengeran Harry berkata bahwa di mengingatkannya pada hari ketika ia harus belakang peti mati, dan mereka kurang lebih diintimidasi untuk melakukannya oleh istana, orang-orang berbaju abu-abu yang benar-benar menjalankan istana, orang-orang yang biasa dikeluhkan sang ibu.
Kepada Us Weekly, penulis itu berkata bahwa saudara laki-laki Putri Diana juga menyebut bahwa dia ditipu untuk melakukannya.
"Dia bilang itu seperti berjalan melalui terowongan kesedihan," lanjut Anderson.
Putri Diana meninggal pada 30 Agustus 1997, dalam sebuah kecelakaan di Paris pada usia 36 tahun. Pangeran William berusia 15 tahun dan Pangeran Harry berusia 12 tahun saat itu.
Di depan lebih dari satu juta penonton yang memadati rute prosesi di London, kedua bangsawan muda itu harus berjalan berdampingan dengan kakek mereka, mendiang Pangeran Philip, Raja Charles dan The Earl Spencer.
"Saya pikir baik William dan Harry berpikir, 'Siapakah orang asing yang tidak pernah bertemu dengannya?' Jadi, mereka marah tentang apa yang telah terjadi. Dan Charles, saya pikir, mengerti bahwa sampai batas tertentu dia bertanggung jawab atas mereka yang harus menderita melalui [itu]," kata penulis kepada outlet tersebut.
Sebelumnya, Pangeran Harry telah membicarakan hal yang sama kepada penulis biografi kerajaan, Angela Levin, untuk bukunya 'Harry: Conversations with the Prince'.
Dia mengatakan kepadanya, "Ibuku baru saja meninggal, dan saya harus berjalan jauh di belakang peti matinya, dikelilingi oleh ribuan orang yang menonton saya sementara jutaan lainnya melakukannya di televisi."