
Tim SAR gabungan bersama relawan evakuasi korban banjir di Jalan Sri Gunting, Sri Meranti, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Rabu, 5 Maret 2025.
(Dok. SAR Pekanbaru)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Bencana hidrometeorologi yang melanda Provinsi Riau semakin meluas, dengan dampak yang semakin terasa di berbagai wilayah.
Berdasarkan data terbaru yang diterima pada 6 Maret 2025, tercatat sebanyak 33 kejadian banjir yang merendam 13 kecamatan di beberapa kabupaten dan kota.
Akibatnya, sekitar 4.486 kepala keluarga (KK) harus merasakan dampak langsung dari bencana ini, dan sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edy Afrizal, mengungkapkan bahwa curah hujan tinggi yang terus mengguyur wilayah Riau dalam beberapa hari terakhir menjadi pemicu utama terjadinya banjir.
"Curah hujan yang sangat tinggi dalam beberapa hari terakhir telah menyebabkan banjir di sejumlah wilayah di Riau."
"Kami terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani bencana ini, termasuk proses evakuasi warga yang terdampak serta pendistribusian bantuan,” ujar Edy Afrizal, Sabtu, 8 Maret 2025.
Menurut laporan BPBD Riau, Kota Pekanbaru menjadi daerah yang paling parah terdampak dari bencana banjir ini.
Sebanyak 21 kejadian banjir tercatat telah merendam enam kecamatan dan 11 kelurahan di ibu kota Provinsi Riau tersebut. Banjir yang terjadi menyebabkan 2.395 KK terdampak, dan jalan sepanjang 10,5 kilometer juga tergenang air.
Beberapa kawasan yang berada di dataran rendah menjadi lokasi yang paling terdampak oleh banjir, dan masyarakat setempat mengeluhkan kesulitan untuk beraktivitas di tengah genangan air yang belum surut.
Di Kabupaten Kampar, meskipun tidak sebanyak Pekanbaru, banjir juga melanda satu kecamatan yang merendam tiga desa.
Sebanyak 1.385 KK terdampak, dan tidak hanya rumah warga yang terendam, tetapi fasilitas-fasilitas penting seperti fasilitas kesehatan (faskes), fasilitas pendidikan (fasdik), serta fasilitas ibadah (fastor) turut terpengaruh.
Tidak hanya itu, banjir juga merusak area pertanian dengan 8.280 hektare kebun terendam, serta 615 ekor ternak yang mengalami dampak.
"Kami sangat khawatir dengan dampak jangka panjang terhadap sektor pertanian dan peternakan di wilayah ini," jelasnya.
Sementara itu, di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), tercatat ada delapan kejadian banjir yang merendam lima kecamatan dan delapan desa.
Sebanyak 671 KK terdampak, dan sejumlah infrastruktur seperti jalan sepanjang 1,6 kilometer juga mengalami kerusakan akibat banjir.
Selain itu, fasilitas kesehatan dan pendidikan juga tidak luput dari dampak, yang semakin menyulitkan masyarakat untuk mendapatkan layanan dasar.
Di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), meski jumlah kejadian banjir relatif lebih sedikit, satu kecamatan yang terendam tetap berdampak pada 35 KK.
BPBD setempat mengungkapkan bahwa meskipun jumlah KK yang terdampak tidak sebanyak wilayah lainnya, kondisi tersebut tetap memerlukan perhatian serius, terutama terkait penyaluran bantuan.
Edy Afrizal menegaskan bahwa BPBD Riau terus melakukan pemantauan intensif dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan langkah-langkah mitigasi dan penanganan berjalan optimal.
“Kami telah melakukan langkah-langkah evakuasi warga yang terdampak, serta pendistribusian bantuan makanan dan kebutuhan darurat lainnya. Kami juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama yang berada di daerah rawan banjir," tambah Edy.
Menurutnya, meskipun upaya penanggulangan terus dilakukan, tantangan terbesar adalah meningkatnya curah hujan yang diperkirakan masih akan berlangsung dalam beberapa hari ke depan.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu mengikuti perkembangan cuaca yang dikeluarkan oleh pihak berwenang dan segera melapor jika membutuhkan bantuan.
Banjir yang melanda Riau kali ini menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan kejadian sehari sebelumnya. Pada 5 Maret 2025, tercatat 28 kejadian banjir yang merendam 12 kecamatan dan menyebabkan 3.985 KK terdampak.
Kenaikan jumlah kejadian dan korban terdampak ini menunjukkan bahwa dampak bencana hidrometeorologi di Riau semakin serius.
BPBD Riau juga mengingatkan masyarakat untuk tetap mengikuti arahan dari pihak berwenang guna menghindari risiko yang lebih besar.
"Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga koordinasi dengan pemerintah setempat," tutup Edy Afrizal.