(Diana/ANTARA)
(Diana/ANTARA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Partai Golkar kembali menerima kekalahan pasca paslon yang diusungnya, Syamsuar-Mawardi Saleh gagal mendapatkan mayoritas suara masyarakat Riau di Pemilihan Gubernur Riau (Pilgubri) 2024.
Kekalahan ini merupakan yang kedua kalinya, setelah Partai Golkar juga gagal mendapatkan kursi Ketua DPRD Provinsi Riau pada Pemilu di Februari 2024 lalu.
Mantan Bupati Rokan Hulu, Suparman melalui sebuah video yang beredar di media sosial, meminta agar pengurus Golkar saat ini mengundurkan diri.
"Partai yang berkuasa selama puluhan tahun dikalahkan oleh PDI. Dibawah kepemimpinan pengurus hari ini, semua mengklaim bahwa dia membesarkan partai, tapi kenyataannya di kabupaten dan Provinsi Riau, Golkar tumbang. Harusnya anda mundur karena anda tidak mampu," ujarnya dalam video tersebut.
Di samping itu, muncul pula nama-nama yang disebut siap menggantikan Syamsuar yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD Golkar Riau. Seperti SF Hariyanto, H Harris (mantan Bupati Pelalawan), Suparman, Karmila Sari, hingga Indra Gunawan Eet.
Akan tetapi terkait isu pencopotan Syamsuar tersebut, Indra Gunawan Eet membantah.
Baca Juga
"Tak ada itu Musdalub. Pak Syamsuar masih ketua,"ujarnya, Jumat 29 November 2024.
Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Dapil I (Kota Pekanbaru) Parisman Ihwan juga membantah bahwa sekretaris DPD I Golkar Riau Indra Gunawan Eet ditunjuk sebagai Plt Golkar Riau untuk melaksanakan Musdalub.
"Tidak ada sekretaris naik menjadi Plt ketua. Yang ada adalah ketua harian, baca AD ART," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPD I Golkar Riau Bidang Pemenangan Pemilu, Ikhsan, juga mengatakan bahwa penggantian Ketua DPD Golkar tidak seharusnya dibahas karena Pilkada juga baru berlangsung.
"Ini baru 2-3 hari setelah Pilkada selesai. Ada mekanisme organisasi yang harus dijalankan. Partai Golkar adalah partai besar, dan nanti akan ada musda untuk memilih ketua baru,” jelasnya.
Menurutnya, Syamsuar juga sudah menunjukkan tidak akan mencalonkan diri lagi dalam jabatan politik apapun. Sehingga, tanpa harus dikudeta pun, selanjutnya Golkar memang harus melakukan ketua lain.
"Pak Syamsuar tak ada keinginan lagi untuk merebut posisi politik. Siapapun yang menjadi ketua ke depan diharapkan bisa membawa kejayaan Golkar kembali," pungkasnya.