Bahas Isu Perempuan, Inilah Gebrakan Paslon 01 dan 03 di Debat Pilwako Pekanbaru

Bahas-Isu-Perempuan-Inilah-Gebrakan-Paslon-01-dan-03-di-Debat-Pilwako-Pekanbaru.jpg
(Winda Turnip/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pasangan Calon (Paslon) 01, Muflihun - Ade Hartati dan Paslon 03, Ida - Kharisman memiliki pandangan yang senada dalam upaya memperjuangkan hak-hak perempuan di Kota Pekanbaru. 

Isu eksploitasi anak dan perempuan ini dipaparkan dalam segmen tanya jawab antara Paslon 01 dan Paslon 03, yang digelar di Hotel Pangeran, Kota Pekanbaru, Kamis, 21 November 2024.

Menjawab isu ini, Calon Wali Kota Pekanbaru, Ida Yulita Susanti mengatakan bahwa dirinya maju di Pilwako Pekanbaru adalah dengan misi untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan di Kota Pekanbaru.

"Karena belum pernah ada Walikota perempuan sejak Pekanbaru dibangun. Maka misi pertama saya menjadi Calon Walikota Pekanbaru adalah mengangkat harkat dan martabat perempuan di Pekanbaru," ujarnya.

Selain itu, menurutnya Paslon 03 sudah menyusun sejumlah program untuk memaksimalkan hak-hak perempuan. 



"Kami akan membuat Perda tentang perlindungan perempuan dan anak, kemudian penegakan hukum yang tegas, kemudian integrasi perlindungan anak dan perempuan. Kami juga akan memebrikan edukasi kepada orang tua, guru dan bidang perempuan melalui majelis taklim, UMKM, dan pembinaan lain agar perempuan juga bisa membantu keluarganya," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga akan membangun rumah idaman bagi perempuan yang mengalami eksploitasi, baik dalam rumah tangga maupun pekerjaan. Pihaknya juga akan memprioritaskan agar perempuan yang menghadapi eksploitasi mendapatkan pendampingan psikolog hingga kegiatan yang membantu penyembuhan psikis perempuan tersebut.

"Kalau masyarakat percayakan kepada kami untuk memimpin Kota Pekanbaru ini, kami akan melaksanakan program-program tersebut," jelas Ida.

Sementara itu, Calon Wakil Wali Kota Pekanbaru dari Nomor 01, Ade Hartati mengatakan, pihaknya juga menaruh fokus pada pengembangan kualitas perempuan melalui pendidikan. 

"Kita ingin kesetaraan gender semakin tinggi. Tidak ada lagi perempuan yang tidak sekolah, dan kesempatan kerja yang sama antara perempuan dan laki-laki," jelasnya.

Menurutnya, dengan pendidikan yang tinggi, maka perempuan juga dapat lebih kuat dan mampu melawan eksploitasi. Baik di dunia kerja maupun bidang lainnya.

"Perempuan sekarang masih banyak yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan dieksploitasi. Maka, jika kita diberikan amanah, pemberdayaan perempuan harus menjadi prioritas," pungkasnya.