RIAU ONLINE, PEKANBARU - Lanud Roesmin Nurjadin (RSN) kembali mengasah keterampilan personelnya dalam menghadapi situasi darurat. Hal ini dilakukan dengan latihan penanganan kondisi darurat semester II Tahun Anggaran 2024, Rabu, 6 November 2024.
Latihan ini diadakan untuk meningkatkan kesiapsiagaan, keterampilan, serta kemampuan personel Crash Team dalam menghadapi berbagai skenario darurat yang mungkin terjadi di lingkungan pangkalan udara.
Latihan ini menampilkan dua skenario darurat yang dilaksanakan secara berurutan, yang bertujuan untuk menguji ketanggapan dan koordinasi antarunit dalam menghadapi situasi krisis.
Skenario pertama merupakan simulasi penanganan kebakaran pesawat tempur F-16 Fighting Falcon yang baru saja mendarat dan mengalami kebocoran cairan Hydrazine.
Cairan ini sangat berbahaya, dan kebocoran tersebut berpotensi menyebabkan kebakaran yang melibatkan bahan kimia berbahaya. Para personel Crash Team dituntut untuk bertindak cepat dalam mengatasi kebakaran dan menangani risiko bahan kimia yang dapat membahayakan keselamatan.
Skenario kedua menghadirkan situasi darurat yang lebih kompleks, yaitu insiden yang melibatkan pesawat Hawk 100 dari Skadron Udara 12.
Pesawat mengalami insiden “bouncing” saat mendarat, dimana pesawat hanya mampu menyentuh landasan pada setengah bagian, dan lebih rumit lagi karena drag chute gagal mengembang, memaksa pilot untuk menggunakan pengereman maksimum hingga menyebabkan pecahnya ban.
Kondisi ini memerlukan penanganan darurat secara cepat dan tepat untuk mencegah dampak yang lebih besar.
Setelah menerima informasi darurat, tim gabungan yang terdiri dari personel Skadron Udara 12 dan 16, Baseops, Pemadam Kebakaran (PK), Satpomau, Intelijen, tim medis RSAU dr. Sukirman, serta unit pendukung lainnya segera bergerak sesuai prosedur yang telah ditentukan.
Tim bertindak dengan sigap, masing-masing menjalankan tugas sesuai dengan bidang keahlian mereka. Penanganan cepat terhadap kedua insiden ini menunjukkan betapa solidnya koordinasi antarunit dalam menghadapi berbagai ancaman yang mungkin timbul di lingkungan pangkalan.
Kepala Dinas Operasi Lanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Pnb Ig. Widi Nugroho dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa latihan semacam ini sangat penting untuk meningkatkan kesiapsiagaan personel dalam menghadapi situasi darurat.
"Latihan ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan respons cepat dari crash team dalam menghadapi kondisi darurat di masa mendatang."
"Diharapkan, personel yang tergabung dalam latihan ini semakin profesional dan memiliki kemampuan quick response dalam setiap tugas yang diemban," ujar Kolonel Widi Nugroho.
Lebih lanjut, Kolonel Widi Nugroho menegaskan bahwa latihan semacam ini merupakan bagian dari program kerja Lanud Roesmin Nurjadin yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan ketangguhan personel dalam menangani krisis.
"Dengan kesiapsiagaan yang terlatih, diharapkan personel dapat meminimalkan risiko terhadap nyawa dan fasilitas, serta mampu mengembalikan situasi ke kondisi normal dengan cepat dan efisien," tegasnya.
Latihan penanganan darurat ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas operasional Lanud Roesmin Nurjadin, terutama dalam hal kesiapan menghadapi berbagai kemungkinan insiden yang dapat terjadi di lingkungan pangkalan.
"Ke depannya, latihan-latihan serupa diharapkan dapat lebih mengasah kemampuan personel dalam berbagai kondisi darurat yang tidak terduga, serta memperkuat sinergi antarunit yang ada," pungkasnya.