DKP Pekanbaru Periksa Keamanan Anggur Muscat di Swalayan

DKP-Pekanbaru-Periksa-Keamanan-Anggur-Muscat-di-Swalayan.jpg
(Istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Peredaran buah anggur muscat belakangan menjadi sorotan yang disebut mengandung pestisida. Otoritas Thailand melaporkan temuan puluhan residu kimia berbahaya pada anggur shine muscat impor.

Dalam temuan tersebut, dilaporkan sebanyak 23 dari 24 sampel anggur shine muscat yang diambil dari 15 toko di seluruh Bangkok terbukti mengandung residu pestisida dengan kadar melebihi batas wajar.

Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Pekanbaru, melalui Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) Kota Pekanbaru pun menggelar pengawasan peredaran Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) di dua swalayan. 

Mereka mengawasi peredaran buah anggur muscat yang telah beredar di pasar modern di Kota Pekanbaru. DKP memeriksa anggur muscat di Swalayan Jalan Arifin Ahmad, dan Jalan Sudirman Pekanbaru.

Pengawasan ini dilakukan berdasarkan arahan Badan Pangan Nasional (Bapanas) RI. Pengawasan dilakukan langsung oleh Kepala DKP Kota Pekanbaru, Maisisco dan jajarannya. 


Maisisco menjelaskan, pengawasan ini dilakukan untuk memastikan seluruh komoditas pangan asal tumbuhan khususnya anggur muscat bebas dari kontaminasi zat-zat berbahaya.

Pihaknya juga membawa sampel anggur untuk dilakukan pengujian di laboratorium milik DKP Pekanbaru. "Kita ingin seluruh komoditas pangan asal tumbuhan yang beredar di Kota Pekanbaru dipastikan keamanannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat," kata Maisisco. 

Sebelumnya, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (DPP) Kota Pekanbaru juga berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terkait dugaan anggur muscat yang disebut mengandung pestisida.

"Kita surati (BPOM), karena masalah ini juga ikut kita bahas dalam rapat," kata Kepala Disperindag Pekanbaru Zulhelmi Arifin.

Menurutnya, koordinasi diperlukan mengingat masalah layak tidak layaknya makanan dan minuman diedarkan berada di bawah kewenangan BPOM.

"Karena untuk pestisida itu kan tentu BPOM yang lebih tau, maka kita perlu kolaborasi dengan BPOM," sebutnya.