RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak bakal berlangsung pada 27 November 2024 mendatang. Masyarakat sebagai pemilih dapat menentukan pilihan yang tepat dalam pilkada.
Namun tak dipungkiri, masih banyak masyarakat yang memilih kepala daerah bukan berdasarkan visi dan misinya, melainkan berdasarkan berapa banyak "keuntungan" yang bisa mereka peroleh dengan memilih paslon tertentu.
Hampir setiap paslon memiliki cara tersendiri untuk bisa membuat masyarakat di wilayah mereka tersihir dengan berbagai foto, tagline, hingga semangat yang dilayangkan dalam berbagai metode kampanye.
Lalu, bagaimana sikap pemilih untuk dapat menuju pilkada sehat dan memilih paslon yang tepat, serta berpihak pada kepentingan masyarakat? Ada beberapa metode untuk menentukan mana pemimpin yang tepat untuk Pilkada 2024.
RIAU ONLINE telah merangkum tips memilih calon pemimpin daerah, dihimpun dari berbagai sumber.
1. Mengenali Peserta Calon Pilkada dengan Baik
Hal ini bisa ditelusuri lewat website KPU karena seluruh calon itu informasinya akan utuh di website KPU. Lihat rekam jejaknya, siapa dirinya, dan apa yang sudah dilakukan selama ini.
Lihat integritas, kapasitas, dan kapabilitas paslon. Ketika sudah mendalami semua profil dari pasangan calon, masyarakat harus menggunakan hak pilihnya dengan baik dan menghindari segala interupsi politik dalam bentuk apapun.
Jika visi, misi, dan programnya sudah bagus, kita juga perlu melihat bagaimana ketiga hal tersebut dimiliki oleh paslon. Pilih paslon yang memiliki integritas yang tinggi, serta kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni sebagai pemimpin.
2. Pahami Visi Misi Paslon
Untuk mendapatkan pemimpin yang baik, bisa dengan memahami, mendalami, mengkaji visi, misi, dan program yang ditawarkan oleh pasangan calon. Cara ini bisa dipelajari secara personal, bisa juga melalui bantuan lembaga.
Jika ada kesempatan, masyarakat juga bisa bertanya secara langsung terkait visi, misi dan programnya. Tanya sedalam-dalamnya. Apa yang mau dia kerjakan dan apa yang bersentuhan langsung dengan kita.
Simak dan pahami dengan baik visi, misi, serta program masing-masing paslon. Pilih paslon yang memasukkan isu lingkungan secara umum dengan realistis sehingga sebagian besar janji mereka bisa terwujud dan masyarakat juga dapat ikut memantau janji-janji tersebut.
3. Tidak Terjebak Money Politics
Selama ini, money politics merupakan hal yang sering kita temui dalam masa-masa pemilihan, baik pilkada maupun pemilu. Hal itu bahkan dianggap sebagai sesuatu yang wajar dalam dunia politik.
Oleh karena itu, pada pilkada serentak nanti, mari kembalikan pemikiran kita tentang pilkada sehat dengan tidak memilih paslon yang melakukan kampanye dengan jebakan money politics.
4. Tidak Punya Rekam Jejak Kasus Korupsi
Pilih paslon yang tidak memiliki sejarah terjerat korupsi. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat sebanyak 215 kepala daerah menjadi tersangka kasus korupsi dalam kurun waktu 2010-2017. Oleh sebab itu, sebelum memilih, lihat latar belakang paslon untuk mengetahui catatan perjalanan politik mereka.
Sekarang ini, kita bisa melihat hal ini dengan melihat aktivitas mereka di media sosial. Jadi, jangan hanya jadikan media sosial sebagai arena beradu argumen politik selama pilkada, tapi juga dijadikan sebagai media untuk kita bisa benar-benar melihat latar belakang dan sikap sosial politik para paslon.
Perlu diingat, bahwa masa depan bangsa ini ada di tangan pemilih. Oleh karena itu, jika ingin Indonesia memiliki sistem pemerintahan yang baik, maka masyarakat pun harus memilih pemimpin yang benar-benar bisa memperjuangkan bangsa dan tanah airnya.