RIAU ONLINE, PEKANBARU - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang didukung oleh stakeholder terkait seperti KLHK, TNI AU, BPBD Provinsi Riau, serta Pemerintah Provinsi Riau resmi menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dalam rangka pembasahan lahan gambut di Provinsi Riau.
Koordinator Lapangan Operasi Modifikasi Cuaca, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bayu Prayoga mengatakan, OMC dilakukan untuk pembasahan lahan gambut di Riau sebagai langkah mengantisipasi karhutla menjelang puncak musim kemarau.
Kegiatan penyemaian ini digelar dari tanggal 25 Juni 2024 hingga 3 Juli 2024. Sebelumnya, OMC periode pertama telah digelar pada 14-25 Juni 2024 yang lalu dengan total 14,4 ton garam.
“Setiap hari bisa dilakukan satu hingga dua kali penerbangan dari Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru yang membawa bahan semai ke sejumlah daerah di Provinsi Riau,” ujar Bayu kepada RIAUONLINE.CO.ID, Kamis, 27 Juni 2024.
"Untuk prioritas kami adalah-awan-awan yang memiliki tutupan lahan gambut di bawahnya, jadi modifikasi cuaca ini bertujuan untuk membasahi lahan gambut lewat hujan yang dipicu dari modifikasi cuaca," imbuhnya.
Bayu mengatakan, penerbangan kali ini akan difokuskan ke sebagian utara dan pesisir timur Riau, seperti Kabupaten Rohil, Dumai, Bengkalis, Siak dan Pelalawan.
"Total keseluruhan garam untuk lokasi keseluruhan kegiatan kita alokasikan 8 ton namun kalau ada kurang atau butuh tambahan lagi akan kita datangkan," sambungnya.
Ia menyebut, secara klimatologi Provinsi Riau diperkirakan akan memasuki puncak-puncak musim keringnya pada Bulan Juli, Agustus dan September,
"Namun berdasarkan analisis meteorologi itu di awal-awal Juli masih memungkinkan adanya pertumbuhan awan, namun belum tentu menjadi hujan, karena supply awannya masih ada, operasi modifikasi cuaca dilaksanakan untuk bisa memicu awan-awan yang masih ada itu untuk kita trigger, kita masukkan bahan semai supaya bisa menjadi hujan dan mambasahi lahan gambut," tutup Bayu.