RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pekanbaru sebagai ibukota Provinsi Riau adalah pusat berbagai sektor. Sebagai pusat pemerintahan, pusat ekonomi dan perdagangan dan pusat pendidikan.
Tak heran bila berbagai kelebihan tersebut mengundang daya tarik warga untuk tinggal dan berdomisili di Pekanbaru. Pekanbaru saat ini menuju kota besar dengan heterogenitas warga yang beraneka ragam.
Persatuan Anak Medan Riau (PAMRI) yang merupakan Paguyuban warga asal Medan yang tinggal di Pekanbaru adalah salah satu bentuk kemajemukan kota Pekanbaru.
PAMRI baru saja terbentuk pada 22 Oktober 2023 lalu. Proses pendirian PAMRI ini tak terlepas dari banyaknya warga asal Medan yang ada di Pekanbaru.
Berawal dari saling kumpul dan silaturahmi yang sering dilakukan, akhirnya muncul ide untuk mewujudkan sebuah paguyuban agar kekompakan dan kekeluargaan sesama anak rantau terus terjalin.
Ketua PAMRI Riau Surya Gemara Cibro memandang perlu agar paguyuban ini dapat memberi manfaat bukan saja bagi anggota PAMRI tapi juga bagi warga Pekanbaru lainnya.
Memanfaatkan liburan sekolah saat ini, PAMRI mengadakan acara khitanan massal bagi anak-anak yang kurang mampu di RS Tabrani pada Minggu pagi 24 Desember 2023 ini.
Ketua Panitia kegiatan khitanan massal PAMRI M Haekal menjelaskan bahwa tujuan khitanan massal ini untuk membantu warga yang tidak mampu dapat menjalankan sunnah khitan bagi anak laki- laki. Dari pendaftaran yang ada, telah terdaftar 35 anak yang akan mengikuti khitanan massal ini.
“Semoga dengan acara ini dapat meringankan biaya dan bermanfaat bagi masyarakat," jelas Haekal.
Rifki 9 tahun seorang anak yang telah menyelesaikan khitanan massal ini sangat senang telah dikhitan. Didampingi orang tuanya, Putri, mereka sangat terbantu dengan adanya khitanan massal yang diadakan oleh PAMRI. Putri yang tinggal di Bambu Kuning mengetahui informasi khitanan massal ini melalui temannya.
“Alhamdulillah, kami sebagai orang tua bersyukur anak kami dibantu khitan," ucap haru Putri.
Tak kalah hebatnya Abdur Rahman yang telah selesai melaksanakan khitan. Abdur Rahman saat ini baru berusia 4 tahun. Rahman, panggilannya telah ditinggal ayahnya sejak kecil. Ketika melakukan pendaftaran ulang, Panitia Khitanan Massal seakan tak percaya dengan kondisinya. Rohman adalah peserta paling kecil 35 anak lainnya. Rohman nampak tak merasakan kesakitan ketika usai dikhitan. Rohman diantar ibunya yang tinggal di Swakarya Kecamatan Tuah Madani.
Dr. Diana Thabrani sebagai Komisaris RS Tabrani dan RSIA Zainab memberikan apresiasi yang tinggi kepada PAMRI yang telah menjadi fasilitator acara khitanan massal ini. RS Tabrani selama ini sangat komit membantu warga yang tidak mampu untuk mendapatkan fasilitas kesehatan.
RS Tabrani membuka pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat yang ingin mengadakan bakti kesehatan seperti khitanan massal. Diketahui Diana Tabrani saat ini terdaftar sebagai Caleg DPR RI dari Partai Ummat Dapil Riau 1.
“Kami siap membantu warga yang ingin mendapatkan fasilitas kesehatan. Semoga acara seperti khitanan massal ini dapat terus berlanjut di lain waktu, apalagi bagi warga yang tidak mampu, karena dapat meringankan dan membantu warga, " pungkas Diana Tabrani