Tahukah Kamu? Nama Sastrawan Riau Diabadikan sebagai Pustaka di Kota Bertuah

Puswil-Soeman-Hs.jpg
(Abimasarmansyah/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tahukah kamu? Nama Pustaka Wilayah Soeman Hs di Jalan Jenderal Sudirman Kota Pekanbaru diambil dari nama seorang sastrawan terkenal.

Soeman Hasibuan atau lebih dikenal dengan nama penanya Soeman Hs diabadikan sebagai nama perpustakaan yang berdiri megah di Kota Bertuah atas jasa dan sumbangsih dalam memajukan literasi, mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengenalkan sastra Melayu kepada khalayak ramai.

Soeman Hs lahir pada April 1904 di Sibuhuan, Kotanopan, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Ia adalah putra dari pasangan Wahid dan Turumun Lubis. Sang ayah merupakan keturunan Raja Mandailing.

Meski lahir dengan garis keturunan Raja Mandailing, itu memilih meninggalkan orang tuanya di Tapanuli. Setelah menikah, ayah dan ibunya menetap di Kabupaten Bengkalis. 

Di sinilah, ayah Soeman menjadi Lebai yang dikenal sebagai Lebai Wahid. Lebai adalah panggilan orang Melayu kepada pemuka agama. Selain bertani, Wahid juga mengajar mengaji.

Soeman yang merupakan anak keenam dari tujuh bersaudara itu ternyata mengikuti jejak sang ayah. Bahkan pengabdian Soeman Hs sangat besar terhadap Indonesia, khususnya bagi pendidikan di Bumi Lancang Kuning.

Soeman Hs berhasil mendirikan sekolah di Riau pada 1930. Pada 1930—1942 ia menjabat kepala sekolah rakyat (SR) di Pasir Pengaraian, Kabupaten Rokan Hulu. 



Kemudian pada 1943-1945, Soeman Hs diangkat sebagai tenaga pendidik sekolah rakyat di Rokan Kanan dan Rokan Kiri. Atas jasanya di bidang pendidikan, ia mendapat anugerah atau piagam penghargaan dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 29 Agustus 1981.

Tak hanya turut mencerdaskan anak bangsa, Soeman juga berjuang mempertahankan bangsa dan negara dari penjajahan.

Kala zaman penjajahan Jepang, Soeman Hs hampir dijatuhi hukuman mati karena melarang rakyat untuk menyetor upeti kepada Pemerintah Jepang. Soeman mengompori rakyat Riau agar menyembunyikan hasil ladangnya. 

Pengaruhnya yang cukup besar membuatnya dipercaya sebagai anggota Sagikai Giin (DPR bikinan Jepang) untuk Daerah Riau dan anggota Komite sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI). Pada Perang Agresi Militer Belanda II tahun 1948 Soeman Hs, menjabat Komandan Pangkalan Gerilya merangkap Wedana Rokan Kanan. 

Meski turut bergerilya mempertahankan Tanah Melayu, kecintaannya terhadap dunia pendidikan tetap dibuktikannya. Pada 1954 Soeman Hs menjabat Kepala Kantor Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan Kabupaten Kampar dan Kotamadya Pekanbaru. Jabatan terakhir yang dipegangnya adalah Kepala PP dan K Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan hingga pensiun tahun 1950.

Sebagai sastrawan, Soeman Hs. menghasilkan banyak karya berbagai jenis mulai dari novel, cerpen, bahkan puisi seperti Kasih Tak Terlerai, Mencari Pencuri Anak Perawan, Percobaan Setia, Kawan Bergelut, Tebusan Darah, Puisi Baru dan lainnya.

Soeman Hs meninggal dunia pada usia 95 tahun, tepatnya Sabtu, 8 Mei 1999, di rumahnya Jalan Tangkuban Perahu, Pekanbaru. Jenazahnya dimakamkan di Pemakaman Umum Senapelan, Riau, di samping makam istrinya.

Kini namanya abadi di Kota Pekanbaru sebagai bentuk penghormatan atas jasa dan perjuangannya dalam dunia pendidikan di Bumi Melayu Riau.

Artikel ini ditulis A.Bimas Armansyah, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di RIAU ONLINE