RIAU ONLINE, PEKANBARU - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Pekanbaru tidak bisa memantau kualitas udara lantaran banyak dari peralatannya dalam kondisi rusak. Parahnya peralatan itu sudah rusak sejak 2017 silam.
Kepala DLHK Kota Pekanbaru, Hendra Afriadi, tidak menampik Air Quality Monitoring System (AQMS) di Kota Pekanbaru sudah tidak aktif lagi. Peralatan tersebut penting memantau kualitas udara sehingga tingkat pencemaran udara dapat diketahui.
"Kalau keterangan dari kepala bidang, peralatan itu sudah off dari tahun 2017," ungkapnya, Selasa 10 Oktober 2023.
Peralatan yang sudah sudah rusak itu merupakan AQMS di sejumlah stasiun pemantau yakni Stasiun Kulim, Stasiun Sukajadi dan Stasiun Panam.
Selain itu, display Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang ada di depan Kantor Mal Pelayanan Publik (MPP) Kota Pekanbaru dan depan SKA juga tidak berfungsi lagi.
Dirinya menambahkan, regional center atau server sudah tidak berfungsi juga dan seluruh alat butuh direkondisi.
"Dan juga untuk fix stasiun penempatan harus dipertimbangkan," sebutnya.
Hendra mengaku bakal melakukan upaya perbaikan terhadap AQMS. Apalagi untuk parameter yang dipantau dan papan ISPU sudah tidak sesuai dengan Permen LHK No.14 tahun 2020.
"Untuk estimasi biaya yang diperlukan seluruhnya dan sistemnya bisa mencapa Rp 9 miliar lebih," pungkasnya.