Beda dengan Pelajar SMA, Murid SD hingga SMP di Pekanbaru Besok Masih Sekolah

Kabut-asap-di-kota-pekanbaru1.jpg
(DEFRI CANDRA/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru belum meliburkan kegiatan sekolah bagi pelajar TK, SD hingga SMP ditengah pencemaran udara akibat kabut asap Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), sejak beberapa hari terakhir. 

 

Kepala Disdik Kota Pekanbaru, Abdul Jamal mengatakan, meskipun Kota Pekanbaru diselimuti kabut asap, namun Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukkan kualitas udara masih di level sedang hingga tidak sehat.

 

"Kategori pencemaran udara Kota Pekanbaru masih diangka 68 hingga 124. Sekolah libur jika pencemaran udara sudah diangka 200," ujarnya, Minggu 8 Oktober 2023.

 

Untuk diketahui, pencemaran udara diangka 0-50 menunjukkan kategori udara sehat, angka 51-100 menunjukkan kategori udara sedang, angka 101-200 menunjukkan kategori udara tidak sehat. Lalu angka 201-300 menunjukkan kategori udara sangat tidak sehat dan angka 300 keatas menunjukkan kategori udara berbahaya. 

 

Meskipun demikian, Abdul Jamal sebelumnya telah meminta agar sekolah membatasi kegiatan di luar ruangan seperti upacara bendera dan olahraga. Siswa juga diminta mengenakan masker untuk menjaga kesehatan paru-paru. 

 


"Kita lihat juga besok (Senin). Kalau makin pekat baru kita liburkan," jelasnya.

 

Sementara itu, untuk pendidikan tingkat SMA, Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau bahkan telah mengeluarkan surat edaran Nomor 420/Disdik/2.0/2023/26550, Pekanbaru 6 Oktober 2023 tentang penyesuaian proses belajar mengajar (PBM) pada masa kabut asap.

 

Berdasarkan surat edaran ini, disampaikan bahwa siswa SMA/SMK dan SLB negeri dan swasta di seluruh Provinsi Riau diminta melakukan proses belajar mengajar secara daring, mulai Senin 9 Oktober 2023 besok.

 

Dimana, siswa SMA dan sederajat baik negeri dan swasta diminta untuk belajar dari rumah menggunakan sistem online dan untuk sementara diliburkan dari kegiatan masuk kelas untuk mengantisipasi gangguan kesehatan akibat kabut asap.

 

Hal ini menjadi tanda tanya bagi sejumlah orang tua.

 

"Anak SMA sudah belajar daring. Masak anak-anak kita yang lebih kecil, lebih rentan masih tetap masuk," ujar seorang wali pelajar.