RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sejumlah warga di Jalan Patria Sari, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru, menolak penampungan hewan atau shelter anjing di wilayah mereka. Mereka menilai shelter anjing tersebut sering membuat suara gaduh di pemukiman warga muslim.
"Pemilik shelter ini tidak pernah mengundang warga, tidak pernah melakukan sosialisasi. Ada ratusan ekor anjing yang menyebabkan polusi suara, gonggongannya didengar 24 jam oleh warga karena ini pemukiman penduduk dengan 99 persen warga muslim," kata perwakilan warga, Dasmuri.
Selain itu kata Dasmuri, dampak lingkungan yang ditimbulkan dari shelter anjing tersebut juga dikhawatirkan masyarakat di sekitarnya.
Menurut Dasmuri, apapun dalih yang disampaikan pemilik shelter, tetap akan menabrak norma-norma moral dan sosial kehidupan bermasyarakat.
Apalagi kehidupan sosial di lingkungan ini sebelumnya tentram dan damai. Suara gonggongan anjing setiap saat bahkan sampai ke rumah-rumah warga dan bahkan rumah ibadah masyarakat muslim sekitar.
"Sejak tiba-tiba ada shelter anjing, sesama warga jadi saling curiga soal siapa yang memberikan izin ini? Lebih kaget lagi karena yang meresmikan Sekda," katanya.
"Warga jelas menolak dan minta shelter anjing di pemukiman muslim ini ditutup. Silakan dipindah ke tempat yang tepat," papar Dasmuri.
Warga yang dikejutkan dengan adanya acara peresmian shelter anjing oleh pihak Pemko Pekanbaru, sempat mendatangi lokasi acara. Bahkan langsung menyampaikan protes di hadapan Sekda.
Warga juga mengecam keras pernyataan Kadis Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kota Pekanbaru Firdaus yang menyebut penolakan ini hanya miskomunikasi saja.
"Tidak ada miskomunikasi. Warga sangat gerah karena memang tidak ada komunikasi apapun, paling hanya lewat satu dua orang dan itu bukan perwakilan seluruh warga. Pemko harusnya mendengarkan suara ratusan masyarakat muslim, atau kalau perlu tidur disini biar dengar suara gonggongan ratusan anjing saat malam," ujarnya.
"24 jam suara gonggongan anjing sangat mengganggu. Belum lagi anjing yang ditampung ada yang kena rabies, luka dan lainnya. Ini dampak kesehatan dan lingkungan pasti ada," pungkasnya.