RIAU ONLNE, PEKANBARU-Para orang tua dan keluarga dari berbagai daerah di Riau tak menanti kepulangan anak mereka di pintu kedatangan Bandara SSK II Pekanbaru, Rabu 3 Mei 2023.
Rombongan mahasiswa asal Riau terpaksa dipulangkan ke tanah air lantaran tengah terjadi konflik militer di tempat mereka menempuh pendidikan, Republik Sudan.
Mereka yang tiba hari ini termasuk kloter terakhir III dan IV. Kepulangan mahasiswa ini tak lepas dari dukungan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Riau yang membantu tiket pesawat kepulangan dari Jakarta-Pekanbaru.
Total ada 118 tiket pesawat bagi seluruh mahasiswa yang kembali dari Sudan. Baznas Riau menanggung tiket kepulangan dengan menggelontorkan anggaran Rp 172.942.740.
"Ini merupakan bentuk kerjasama kita dengan pemerintah daerah, untuk menyelamatkan adik-adik kita ini dari geliat konflik yang sedang terjadi sekarang di Sudan," terang Ketua Baznas Riau, H. Masriadi Hasan, Lc, M. Sha.
Dirinya menjelaskan, bantuan ini termasuk dalam program Baznas Peduli atau Baznas Tanggap Bencana. Mereka kategorikan bahwa konflik ini adalah bagian dari bencana.
"Sebab itu kita boleh menggunakan dana-dana zakat untuk membantu adik-adik sampai ke kampung halaman seperi kita saksikan saat ini," paparnya.
Lebih lanjt, katanya, Baznas Riau sudah terlibat dari awal mengurus kepulangan mahasiswa dari Sudan. Mereka membantu pembiayaan tiket pesawat dan pendampingan mahasiswa asal Riau.
"Kita terlibat dalam proses evakuasi adik-adik mahasiswa yang pulang dari Sudan," ujar Masriadi.
Tiket pesawat yang di tanggung Baznas Provinsi Riau di antaranya, pada penerbangan pertama, Sabtu 29 April 2023. Ada sebanyak 36 orang dari Jakarta ke Pekanbaru.
Pada penerbangan kedua, Selasa 2 Mei 2023 sebanyak 56 orang. Penerbangan ketiga, gabungan kloter III dan kloter IV sebanyak 26 orang.
Kloter III tiba di Jakarta pada Senin, 1 Mei 2023. Mereka mendarat di Halim dengan pesawat Herkules. Bersama rombongan kloter IV menginap di Asrama Haji Pondok Gede.
Para WNI ini adalah korban perang antar militer di Sudan. Beruntung tidak ada WNI yang gugur di sana. Kendati begitu, para WNI masih terlihat syok merasakan pengalaman menegangkan di tengah perang ledakan peluru dan rudal.