Gubernur Riau Syamsuar bersama dengan mahasiswa Riau dari Sudan yang baru tiba di Pekanbaru, Sabtu 29 April 2023 malam/Riau online/Sofiah
(Riau online/Sofiah)
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Kloter pertama mahasiswa dari Sudan telah tiba di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru pada Sabtu, 29 April 2023. Dari 41 warga Riau 36 di antaranya dipulangkan dari Jakarta ke Pekanbaru menggunakan pesawat Super Air Jet pukul 14.15 WIB dan sampai sekitar pukul 15.50 WIB.
Begitu datang, Gubernur Riau Syamsuar pun menyambut kedatangan para Warga Negara Indonesia (WNI) asal Riau. Sementara itu keluarga besar dari berbagai daerah menyambut di pintu keluar Bandara SSK II Pekanbaru.
Salah satu perwakilan mahasiswa yang berkuliah di Sudan, Imam Wahyudi mengawali terima kasih kepada KBRI Khartoum Sudan yang telah mengupayakan evakuasi hingga tiba di Pekanbaru. Di sana ada sekitar 1.209 mahasiswa yang ada di Sudan. Untuk Riau terbesar nomor dua.
Begitu sampai di Pekanbaru, 36 orang tersebut tidak langsung pulang ke rumah melainkan menginap di hotel terlebih dahulu yakni di Aryaduta.
"Peperangan antar militer mulai pecah sekitar pada hari ke lima. Beberapa hari setelah peperangan, KBRI Khartoum langsung memberikan himbauan kepada mahasiswa untuk melakukan evakuasi dan mencari tempat yang aman," ujar WNI asal Rokan Hilir.
Meski begitu, ia pun tak bisa menjamin lokasi yang dipilih adalah lokasi yang aman lantaran ledakan terjadi dimana-mana. Jadi, dalam proses evakuasi mengutamakan yang berkeluarga dan memiliki anak.
"Ada beberapa puluh KK mahasiswa yang telah memiliki anak termasuk saya. Jadi kami diungsikan di KBRI sampai akhirnya diungsikan ke Port Sudan," ujarnya yang sedang menempuh pendidikan di Khartoum International institute For Arabic Language (KIIFAL) Sudan.
KBRI Khartoum kemudian menyewa bus untuk membawa rombongan ke Port Sudan. Perjalanan selama 15 jam dengan melewati padang pasir. Sesampainya di Port Sudan (Perbatasan Arab Saudi dengan Sudan), rombongan pun kembali menginap.
"Di Port Sudan, kerajaan Arab Saudi setelah melakukan komunikasi dengan kedutaan besar Indonesia di sana menyediakan kapal untuk kami. Kemudian, melakukan perjalanan dari Port Sudan ke Jeddah selama 24 sampai 28 jam mengarungi laut merah," ucapnya.
Sesampainya di Jeddah, rombongan pum disambut oleh Konsulat Jenderal Negara Indonesia (KJNI) untuk menginap di hotel selama satu malam. Setelah itu, rombongan berangkat ke Indonesia menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Setibanya di Jakarta, para rombongan kloter satu ini pun kembali diinapkan tepatnya di Asrama Haji Pondok Gede setelah melewati pemeriksaan kesehatan dan konseling. "Baru hari ini diantar ke daerah masing-masing yang difasilitasi oleh Pemprov," paparnya.
Ia mengaku senang telah kembali ke tanah air dengan selamat. Meski begitu, ia masih merasa bingung mengenai kelanjutan pendidikan. Tak hanya itu ia pun masih shock akibat perang senjata antar militer.
"Sebenarnya saya sedang menyusun tesis di sana untuk menyelesaikan studi. Namun, karena kondisi seperti ini jadi belum tau gimana kelanjutannya," terangnya.