Jaga Toleransi Pemberitaan, FKUB Dialog Bersama Media di Riau

FKUB-Dialog-Bersama-Media-di-Riau.jpg
(BAGUS PRIBADI/RIAU ONLINE)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Riau menggelar kegiatan Dialog Kerukunan Umat Beragama bagi wartawan media cetak, online dan TV pada Senin, 17 April 2023 di Gedung PWI Riau.

Dialog yang dimulai sejak pukul 16.00 WIB itu bertemakan Peran Wartawan dan Media dalam Memberi Informasi untuk Menjaga Kerukunan Umat Beragama di Provinsi Riau.

Dalam kegiatan tersebut dihadiri, Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi (Kadis Infokom) Provinsi Riau, Erisman Yahya yang mewakili Gubernur Riau, Syamsuar, Ketua PWI Riau, Zulmansyah Sekedang, Ketua Komisi I DPRD Riau, Eddy A Moh Yatim, Kabinda Riau, Brigjen Wibisono Hendroyoso dan Ketua FKUB Riau, KH Abdul Rahman Qaharuddin.

Dalam sambutannya, Kadis Infokom, Erisman Yahya, mengatakan kegiatan Dialog Kerukunan Umat Beragama bagi Wartawan Media Cetak, Online dan TV ini diharapkan dapat menjadi penggerak terciptanya kerukunan antar umat beragama di Riau.

Menurutnya, toleransi antar umat beragama dapat berjalan dengan baik lewat pemberitaan yang berimbang, agar tercipta kerukunan antar umat beragama.

“Kita berharap kawan kawan wartawan dapat memuat berita yang menyejukkan dan dapat meningkatkan toleransi agar tercipta kerukunan umat beragama,” kata Erisman.

Ketua PWI Riau, Zulmansyah Sekedang, pun sangat mengapresiasi harapan Pemprov Riau yang meminta media massa membantu Pemprov Riau menciptakan kerukunan antar umat beragama di Riau melalui pemberitaan yang lebih mempererat toleransi antar umat beragama di Riau.



Ia kembali mengingat peristiwa yang pernah terjadi, Zulmansyah Sekedang menceritakan peristiwa yang sebelumnya terjadi di Kalteng, dimana pernah terjadi benturan antar suku disebabkan pemberitaan salah satu media lokal.

Pada dialog tersebut, tak lupa ia mengingatkan kepada seluruh media massa di Riau untuk mengikuti undang-undang pers dan ketentuan Dewan Pers dalam menyajikan berita.

"Ada teori ABC yang bisa kita terapkan dalam pemberitaan, A untuk Actual, B untuk Balance dan C untuk Cek kebenaran," jelas Zulmansyah Sekedang.

"Selain 5W + 1H, teori ABC ini juga penting untuk diterapkan, agar nantinya tidak menjadi pemicu perselisihan karena pemberitaan kita selaku insan pers," tekan Zulmansyah melanjutkan.

Sementara itu, Ketua komisi I DPRD Riau, Eddy A Moh Yatim dalam paparannya mengatakan pada masa media cetak dulu, tidak pernah masalah SARA menjadi pemberitaan.

Wartawan pada masa itu menghindari penulisan berita tentang SARA, sehingga hal tersebut membuat kerukunan umat beragama tidak bergejolak seperti sekarang.

“Kita mengajak dan menghimbau kepada seluruh teman-teman media, menyaring tentang berita yang akan dituliskan, agar tidak menimbulkan potensi yang dapat memicu keresahan dan konflik antar umat beragama khususnya di Riau," ujar Eddy A Moh Yatim.

"Teman-teman media bisa memilah berita yang kiranya bisa menimbulkan potensi konflik di tengah masyarakat, istilahnya self filter controlling,” terangnya.

Ketua FKUB Riau, KH Abdurahman Qoharuddin, mengatakan tugas FKUB adalah membantu pemerintah dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama di Riau.

“Isu keagamaan menjadi isu tertinggi terjadinya konflik di tengah masyarakat. Kita berupaya untuk terus menjaga toleransi, menjaga kerjasama dan menjaga kesetaraan di tengah masyarakat," ujar Abdurahman Qoharuddin.

"Kita meminta kawan kawan media untuk membantu menjaga toleransi antar umat beragama untuk tidak memberitakan informasi yang berkaitan dengan isu SARA,” pungkasnya.