RIAU ONLINE, PEKANBARU - Anggota DPRD Riau, Mardianto Manan, menyoroti maraknya truk over dimension overload (ODOL) yang melintasi jalan protokol di Kota Pekanbaru. Truk-truk besar ini belakangan kembali menjadi sorotan sebab telah menelan korban.
Mardianto menuturkan, pemerintah perlu mengukur tonase truk tersebut. Sepengetahuannya, kebanyakan di Riau memiliki ketentuan truk dengan muatan sumbu terberat (MST) sekitar 8 ton.
Sehingga, lanjutnya, saat ditemukan truk melebihi berat tonase sudah sepatutnya ditilang atau disuruh putar balik.
"Makanya perlu diberlakukan jembatan timbang, harus dilihat berapa beratnya, kalau melewati ketentuan ya dibongkar," jelasnya, Kamis, 9 Februari 2023.
Politikus PAN itu menjelaskan, ada over dimension overload sehingga jika over dimension maka truk tersebut dipangkas, digergaji, dan dipotong.
"Kalau overload itu ya dikurangi barangnya sesuai ketentuan. Pertanyaannya sekarang jembatan timbang itu siap tidak dengan alat potong dalam mengatasi over dimension atau siap tidak gudang penyimpanan untuk mengatasi overload," tanya Mardianto.
"Kadang pemerintah tak siap dengan itu, jadi kalau ada temuan kadang ya 'say hello' saja dengan salam tempel, macam-macam harganya," ujarnya.
Sebab itu, ia menilai jembatan timbang di Riau secara umum tak bermanfaat karena masih banyak truk ODOL.
"Jadi sekadar formalitas aja. Makanya perlu memenuhi kriteria apa saja untuk keberadaan jembatan timbang. Kalau tak ada indikator standarisasi tadi sama saja jembatan timbang itu omong kosong saja," tegas Mardianto.
Kendati begitu, ia mengatakan Pemerintah Indonesia berkomitmen pada 2023 Indonesia bebas kendaraan ODOL atau zero ODOL. Ia pun meragukan wacana itu bisa terealisasi.
"Saya pesimis zero ODOL 2023. Perhatikan saja masih banyak truk ODOL di Pekanbaru dan kabupaten juga," tutupnya.