RIAU ONLINE, PEKANBARU - Mardianis, Guru SDN 002 Koto baru Kecamatan Singingi Hilir Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) tampak antusias mengikuti kegiatan Training of Trainers (ToT) Modul I mengenai Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan proses Proses Belajar Mengajar (PBM) yang digelar oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).
Mardianis menjadi salah satu peserta ToT yang digelar selama 4 hari yakni 24-27 September 2022 di Hotel Mutiara Merdeka. Kegiatan ini diikuti oleh 65 Fasda dari 76 Sekolah Dasar (SD).
Program School Improvement PT RAPP ini sebelumnya sudah dilaksanakan di Pelalawan dan Siak.
Mardianis berharap kegiatan pendampingan ini dapat menyentuh semua sekolah yang ada di Kuansing. Sehingga di Kuansing itu semua sekolahnya bisa bersama maju.
"Kalau tidak salah di Kuansing itu sudah ada 30-an sekolah yang sudah dapat pembinaan. Mudah-mudahan ini kedepan makin banyak lagi sekolah yang mendapatkan pembinaan dari PT RAPP," harapnya.
Dia pun berharap pelatihan pendampingan ini dapat berjalan secara berkelanjutan di seluruh sekolah.
Hal senada disampaikan Siti Robiati yang berasa dari UPT SDN 007 Teluk Panam, Kampar. Dirinya berharap nantinya ilmu yang didapat ini bisa diterapkan dengan baik.
"Yang diharapkan supaya kami sebagai guru dalam menyampaikan serta dalam melakukan pembelajaran lebih baik lagi dan lebih membuat siswa tertarik lagi belajar dibanding bermain handphone ataupun melakukan kegiatan lain," ujar Siti.
Sebelumnya kata Siti, Tanoto Foundation juga telah lebih dulu memberikan pendampingan di Kampar.
"Sebelumnya memang sudah ada dari Tanoto, sudah masuk pembelajaran aktif. Tapi itu memang hanya untuk beberapa sekolah yang dibina Tanoto aja. Mudah-mudahan apa yang kami dapatkan nanti di ToT ini bisa berguna dan bisa kami aplikasikan dalam pembelajaran kedepannya," sebutnya.
Sebelumnya Maralis selaku Kasi Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan Kuansing menyampaikan ucapan terimakasih kepada perusahaan bagian dari grup APRIL ini yang telah menaja program Training of Trainers (ToT).
"Selama ini dalam pengamatan kami sekolah dibawah bimbingan RAPP itu nampak progresnya, jadi bagus pembelajarannya. Ada perkembangannya lah, beda dengan sekolah yang tidak dibimbing," ujar Maralis, Sabtu, 24 September 2022.
Ia mengatakan dengan adanya ToT modul 1 ini nantinya guru-guru akan mendapatkan bahan dan pengetahuan yang diyakini itu sesuai dengan program pemerintah yakni Program Merdeka Belajar.
"Kita akui di Pemerintahan memang tidak ada anggaran untuk hal-hal yang seperti ini. Jadi dengan adanya ToT dari RAPP ini kami sangat bangga dan sangat menghargai itu. Yang diharapkan mutu pembelajaran kita itu lebih baik ke depannya," ungkapnya.
Sebelumnya, sebut Maralis sekitar 15 sekolah yang ada di bawah binaan RAPP dan kini kembali bertambah lagi 15, sehingga total ada 30 sekolah.
"Nantinya guru-guru yang dibimbing oleh Fasda masing-masing sekolahnya, mereka itu akan mendapatkan yang terbaru, dengan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) terutama. Kalau sebelumnya kan itu kurikulumnya 2013 (K13). Dengan ini nantinya guru-guru kita itu dapat yang terbaru tentang IKM itu sendiri, baik pengetahuan, keterampilan sehingga pembelajaran itu semakin berkualitas seperti yang diharapkan," sebutnya.
"Kami harap untuk sekolah yang dibina akan semakin banyak, bahkan kami sudah usulkan juga untuk jenjangnya ditambah, jangan SD saja tapi juga SMP juga," imbuhnya.
Head of CD RAPP Hasto Teguh Kuncoro mengatakan partnership model itu adalah salah satu cara pengembangan peningkatan kualitas sekolah di RAPP.
"Karena RAPP ini mendampingi 60 sekolah sekarang dan itu akan bertambah 112, itu dua kali lipat pada tahun depan. Jadi tahun depan itu akan menjadi 172 sekolah. Jadi ketika ada penambahan jumlah pendampingan sekolah, sedangkan SDM nya RAPP hanya sedikit, maka yang bisa dilakukan adalah melatih guru, melatih Kepsek dan juga pengawas sekolah, agar kualitas sekolahnya naik," ujar Hasto.
Hasto memaparkan ada tiga target dari kegiatan ini kedepan. Pertama kemampuan membaca anak meningkat, kedua kemampuan numerasi matematikanya anak didik meningkat dan yang ketiga adalah anak-anak persiapan untuk pengukuran Programme for International Student Assessment (PISA) untuk tahun selanjutnya jauh lebih baik.
"Jadi caranya kalau ingin menjadi cepat itu harus ada perpanjangan tangan atau berpartner atau berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan untuk meningkatkan kualitas sekolah. Jadi targetnya lebih ke arah situ," sebutnya.
Dijelaskan Hasto dulu di kelas itu guru pusat segalanya. Namun sekarang pada School Improvement itu murid dan guru adalah dua objek yang saling dua arah komunikasi. Dulu orang menyebutnya adalah Pedagogi sekarang disebutnya menjadi Andragogi.
"Jadi sekarang itu adalah pembelajaran komunikasi dua arah, jadi anak dan guru itu saling berdiskusi untuk jauh lebih baik," ucapnya.
Lanjut Hasto, di tahun ini, kegiatan ToT modul I ini adalah untuk yang terakhir kalinya.
"Sebelumnya sudah dilakukan untuk Fasda dari Pelalawan dan Siak dan sekarang ini adalah untuk Kampar, Kuansing dan juga Meranti. Ini yang terakhir untuk tahun ini," pungkasnya.