RIAU ONLINE, PEKANBARU-Masyarakat Kabupaten Kampar saat ini tak cuma bergantung pada komoditas sawit dan karet. Mereka juga memanfaatkan serai wangi, satu jenis tanaman rumput yang mampu tumbuh di dataran rendah Kampar.
Dari serai wangi, para petani menghasilkan minyak atsiri sebagai bahan baku pembuatan produk kosmetik dan obat-obatan. Masyarakat pun melakukan budidaya minyak atsiri.
Melalui acara Program Insentif Pengabdian Kepada Masyarakat yang terintegrasi (MBKM) pada Sabtu, 18 Desember 2022, dosen Universitas Islam Riau (UIR) mendampingi kelompok tani dalam proses budidaya serai wangi.
"Komoditas minyak atsiri masih menunjukkan trend yang stabil meski sedikit turun dari beberapa waktu lalu," papar Ketua MBKM, Fiki Hidayat, S.T, M.Eng.
Dirinya menilai bahwa budidaya ini sangat menguntungkan untuk petani di kabupaten Kampar. Apalagi tanaman serai wangi mampu tumbuh di dataran rendah Kampar.
"Ini menjadi komoditas ekspor yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Kampar," jelasnya.
Terhadap kelompok tani ini, para dosen UIR melakukan pendampingan mulai dari penyiapan lahan penanaman, penanaman dan pemupukan, proses perawatan tanaman, hingga proses instalasi alat penyulingan.
Mereka bekerja sama dengan salah satu penggiat budidaya serai wangi di Kabupaten Kampar yakni kelompok tani Kampar wangi. Pada kegiatan tersebut, kelompok tani menyampaikan sangat terbantu dengan program pengabdian.
Aminul, salah satu anggota kelompok tani menyebut bahwa masyarakat mengalami keterbatasan dalam membuat dan menyediakan penyulingan.
"Tentu hal ini akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh kelompok tani Kampar wangi dan dapat semoga berdampak baik kepada masyarakat banya," tambah Purwono, selaku ketua kelompok tani Kampar wangi.
Kegiatan pengabdian tersebut juga dihadiri oleh beberapa dosen UIR, di antaranya Muhammad Khairul Afdhol, S.T, M.T. Ivan Taufiq, M.I.Kom., Tomi Erfando, S.T, M.T dan beberapa orang mahasiswa Teknik Perminyakan UIR.