Tugu Kemerdekaan di RTH Tunjuk Ajar Integritas, Monumen yang Terlupakan?

RTH-Tunjuk-Ajar-Integritas.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAU ONLINE, PEKANBARU-Sama seperti hari-hari biasanya, saat petang di Kota Pekanbaru tak lepas dari kepadatan lalu lintas. Suara riuh kendaraan beradu dengan deru mobil mainan remot anak-anak yang berputar mengitari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Tunjuk Ajar Integritas.

 

Di tengah ruang publik itu, berdiri tegak sebuah batu besar. Tinggi batu berwarna abu tua ini berkisar satu meter. Tak ada pagar yang mengitari batu yang ternyata merupakan satu ikon bersejarah di kota madani.

 

Pengunjung ruang terbuka itu tampak lalu lalang di sekitarnya. Satu persatu mobil mini yang dinaiki anak-anak melintas tanpa peduli batu tersebut punya cerita panjang dalam sejarah Kemerdekaan RI.

 

Tugu Kemerdekaan ini merupakan bukti pemuda berhasil mengibarkan bendera merah putih pertama kali di Pekanbaru. Merah Putih berdiri kokoh dikibarkan setelah kabar Indonesia merdeka sampai ke Riau. Waktu itu pada 15 September 1945 di atas atap Kantor PTT (Pos, Telepon, dan Telegram).

 

Monumen itu punya arti penting bagi Riau yang saat pendudukan Jepang sudah diakui sebagai provinsi di bawah komando Jenderal Makino Susabaru. Saat itu kabar kemerdekaan Indonesia pertama kali sampai ke Riau setelah pegawai di PTT menerima telegram dari Bukittinggi, Sumatera Barat, beberapa hari setelah 17 Agustus 1945. Penerima telegram itu Sya'ari dan Azwar Apin, lalu diteruskan ke R Slamat di PTT.

 



Tak jauh dari prasasti pengibaran merah putih pertama di Pekanbaru itu, ada juga Tugu Anti Korupsi yang belakangan lebih tenar ketimbang tugu batu. Sebelum RTH berdiri dengan Tugu anti Korupsi, kala itu Gubernur Riau Annas Maamun sempat ingin menjaga dan mempercantik monumen pengibaran bendera di Riau. Sayangnya, Annas keburu ditangkap KPK sebelum merealisasikan janjinya.

 

RTH Tunjuk Ajar Integritas, setiap harinya dipenuhi para pedagang dan penyewaan mainan anak. Mulai dari mobil remot, kanvas mewarnai, panahan, dan aneka kendaraan mini. Sejumlah pengunjung lainnya lebih memilih duduk-duduk di bangku taman. Mereka menikmati suasana sore sembari berswafoto dan menjajal kuliner.

 

Dua orang remaja masih mengenakan seragam sekolah tampak asyik mengobrol. Dua jari diarahkan ke layar kamera. Mereka berswafoto ditemani jajanan hasil berburu kuliner tepi jalan. Sama dengan kebayakan pengunjung lain, dua pelajar ini mengaku tak tahu tentang adanya Tugu Kemerdekaan. 

 

 

"Kami kira batu biasa saja, kami ke sini cuma cari cemilan dan jalan-jalan sore," akunya.

 

Cahaya jingga mentari perlahan hilang dan berganti lampu taman kerlap kerlip. Pengunjung RTH makin ramai berdatangan. Ada bersama pasangan, keluarga, maupun sendiri saja. Suara bocah riang gembira bermain pada wahana di RTH. Para pedagang hingga juru parkir tak kalah gembira. Mereka dengan semangat tak terbatas siap meraup pundi-pundi rupiah. Ramai dan gembira. Namun tidak dengan Tugu Kemerdekaan. Sebuah batu bersejarah tegak didekap kesunyian di tengah keramaian kota.