Laporan Indah Lestari
RIAU ONLINE, PEKANBARU-Riau merupakan satu dari provinsi yang ada di bentang pulau Sumatera. Sangat sering dikaitkan dengan minyaknya yang berlimpah, namun tahukah kamu dari mana sebenarnya asal muasal nama Riau?
Peneliti naskah Melayu, Hasan Junus mencatat, setidaknya ada tiga kemungkinan asal penamaan daerah Riau. Hal ini didasari kajian Toponimi, sebuah bidang keilmuan dalam linguistik yang membahas tentang asal-usul penamaan nama tempat ataupun wilayah.
Tiga Sejarah yang Diduga Jadi Asal Muasal Penamaan Provinsi Riau
1. Orang-orang Portugis yang Singgah di Pulau Bintan
Kajian pertama menyebutkan, Riau berasal dari kata "rio" yang secara etimologis berarti "sungai". Penamaan ini berasal dari bahasa orang-orang Portugis.
Melansir jantungmelayu.com, pada tahun 1526 Portugis pernah melakukan serangan dan pelumpuhan terhadap dua benteng Sultan Mahmud Syah, yang merupakan raja kedelapan dan terakhir dari Kesultanan Melayu Melaka. Benteng-benteng tersebut berada di Kota Kara dan Kopak di pulau Bintan, Kepri yang miliki sungai bernama Rio.
Dari persinggahan Portugis itulah kata "Rio" berubah menjadi "Riau". Orang Belanda sendiri menulis kata ini dengan “Riouw”, hingga akhirnya penyebutan dan penulisannya pun dikenal sebagai Riau.
2. Kitab Seribu Satu Malam
Kajian selanjutnya berasal dari tokoh Sinbad Al-Bahar. Dalam kitab Alfu Laila Wa Laila atau yang berarti seribu satu malam, Sinbad menyebut "riahi" yang artinya "air atau laut".
Hal ini juga pernah dikemukakan seorang tokoh masyarakat dan pengarang asal Riau bernama Oemar Amin Husin. Melalui pidatonya tentang sejarah Provinsi Riau, Oemar menyampaikan asal muasal nama Riau yang bersumber dari kajiannya itu.
3. Ucapan Sehari-hari Masyarakat Melayu Sekitar
Terakhir, konon katanya nama Riau sendiri berasal dari penuturan masyarakat setempat. Penuturan yang dimaksud adalah ucapan sehari-hari masyarakatnya.
Melansir kebudayaan.kemdikbud.go.id, kata Riau dikenal dari kata “meriau” yang dalam masyarakat Siak diartikan sebagai "musim ikan bermain-main". Sedangkan di Kuantan Sengingi “meriau” berarti suatu "cara mengumpulkan ikan di suatu tempat" agar mudah ditangkap dalam jumlah besar.
Selain itu menurut kajian ini, kata Riau juga bersumber dari kata “Rioh” di Kepri. Rioh atau sama dengan riuh berarti ramai, hiruk pikuk orang bekerja.
Kata rioh di sini, dikaitkan secara erat dengan suara yang ramai dari pusat kerajaan Melayu Riau, yang terletak di sebelah hulu sungai Carang. Sungai ini menjadi arus lalu lintas perdagangan internasional di Selat Malaka.
Suara riuh tersebut muncul dikarenakan kesibukan dagang yang hilir mudik di pusat perdagangan. Pusat perdagangan tersebut dikenal dengan nama Bandar Rioh, yang didirikan oleh Sultan Ibrahim Syah pada tahun 1671-1682 dalam Kemaharajaan Melayu.
Demikianlah sejarah mengenai asal muasal nama Riau, yang sampai saat ini masih dipergunakan, setelah 65 tahun terbentuknya Provinsi Riau.