Sekdaprov Riau, SF Hariyanto, usai Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi tentang Langkah Konkrit Pengendalian Inflasi di Daerah di Balai Serindit Kompleks Gubernuran, Senin, 24 Oktober 2022.
(TIKA AYU/RIAUONLINE)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, SF Hariyanto, memaparkan adanya kenaikan inflasi setinggi 7,2 persen di Provinsi Riau. Dengan adanya kondisi tersebut Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau harus segera melakukan intervensi bahan pangan dan penyaluran bantuan kepada masyarakat.
"Ada kenaikan (inflasi, red) masalah beras. Maka dari itu kita genjarkan juga terhadap bantuan pangan sosial dan transportasi," ujarnya seusai Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi tentang Langkah Konkrit Pengendalian Inflasi di Daerah di Balai Serindit Kompleks Gubernuran, Senin, 24 Oktober 2022.
Dari beberapa evaluasi bersama Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian di Provinsi Riau, SF Hariyanto menyebut, ditemukan masalah terkait verifikasi penyaluran dana bantuan.
"Kepada OPD yang sudah ditunjuk yang sudah mengalokasikan anggarannya sampai saat ini masih dilakukan verifikasi," ungkapnya.
Menurutnya, verifikasi penting untuk dilakukan agar penyaluran bantuan tidak salah dan tepat sasaran sesuai amanat pimpinan.
"Semoga cepat dan sesuai arahan presiden seperti yang tadi diujarkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri)," ucapnya.
Berdasarkan perintah Gubernur Riau, Syamsuar, ia menyebut, penyaluran bantuan di Provinsi Riau ditargetkan usai pada Oktober ini.
"Jadi, saya minta tadi kepada nelayan dengan jumlah nelayan, kendaraan transportasi, ojek, semua itu segera disalurkan dana oktober ini. Tidak ada alasan tidak ada," paparnya.
Sementara itu, menurut kesimpulan data Kementerian Mendagri, komoditi beras disebut sebagai volatile food atau bahan pokok penyumbang inflasi tertinggi. Untuk Provinsi Riau angkanya mencapai 7,68 persen.