RIAU ONLINE, ROKAN HULU-Mislan anggota Kelompok Tani Hortikultura Maju Bersama terlihat sangat gembira di kebun mentimun miliknya.
Pasalnya, ia bisa memprediksi hasil panen timunnya naik signifikan. Dengan luas lahan yang tidak besar yakni berkisar 1050 meter dengan jumlah seribu batang tanaman, Mislan mampu menghasilkan timun sebanyak 2,5 sampai 3 ton.
Padahal, dulu produksinya tidak sebaik itu. “Paling banyak 1 ton,” kata Mislan saat membandingkan hasil pertaniannya dulu. “Kini, hasilnya lebih mumpui dan lebih memuaskan.” Lanjutanya.
Kenaikan produksi yang mencapai hamper 3 kali lipat ini dikarenakan cara kerja yang berbeda. “Dahulu kami masih sangat tradisional. Kami tidak menggunakan mulsa, pupuk kendang, maupun pupuk kimia,” jelasnya. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya modal yang cukup untuk aktivitas pertanian yang lebih baik.
Kendala tersebut akhirnya bisa tertanggulangi PT Ekadura Indonesia (PT EDI) membantu Mislan dan 14 keluarga lainnya untuk mendapatkan sarana produksi pertanian yang memadai. “Jika tidak dapat dukungan PT EDI, kita tidak bisa menggunakan mulsa, pupuk kendang, maupun pupuk kimia,” tegasnya.
Imam Taufik, Asisten Corporate Social Responsibility (CSR) PT EDI menyatakan bahwa pihaknya melihat prospek bisnis pada komoditas hortikultura masanga menjanjikan. Akan tetapi, prospeknya tidak dapat terpenuhi karena tata kelola pertaniannya masih sangat sederhana disamping kendala modal yang juga mempengaruhi tata kelola tersebut.
“Kami mulai dengan membangun kelompok tani,” ungkap Imam. Pihaknya dan Pemerintah Desa Kota Baru merancang dan Menyusun need assessment agar program yang berjalan dengan baik, efektif, dan efisien. Setelah itu, PT EDI melakukan pendampingan dan monitoring secara rutin.
Program yang berjalan sejak April 2022 ini telah membuahkan hasilnya. PT EDI berkomitment untuk terus mengembangkan program program ini agar hasilnya lebih baik dan berkelanjutan. “Hal ini sesuai dengan visi perusahaan yakni Sejahtera Bersama Bangsa,” tegasnya