RIAUONLINE, SIAK - Kabupaten Siak merupakan salah satu daerah di Provinsi Riau yang rawan bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) saat memasuki musim kemarau. Sehingga, dibutuhkan kolaborasi semua pihak sebagai upaya mitigasi karhutla agar tidak berubah menjadi bencana.
Peran aktif semua pihak menjadi bagian penting untuk menguatkan upaya pencegahan dari pada pemadaman.
"Tidak bisa hanya dibebankan pada satu atau dua unsur saja, karena masalah karhutla ini adalah masalah kita bersama," ungkap Praktisi Kebijakan Publik, Afni Zulkifli, Selasa, 13 September 2022.
Untuk mitigasi karhutla di Siak, butuh kebijakan jangka pendek dan panjang. Dapat melalui sosialisasi oleh tim satgas yang kegiatannya sudah berjalan, sampai pada edukasi pola tanam tanpa dibakar, dan mengubah persepsi masyarakat terkait jenis tanaman di lahan gambut.
Pemerintah daerah harus bisa mensubsidi para petani agar saat menggarap lahan pertanian tidak dengan membakar, misalnya dengan meminjamkan alat berat. Selain itu pemerintah juga perlu melibatkan akademisi, untuk menemukan inovasi pemanfaatan lahan tanpa bakar.
"Riset-riset seperti ini sebenarnya sudah banyak, tinggal keseriusan para pihak apakah mau memanfaatkan hasil risetnya di lapangan. Inovasi tidak bisa hanya dilahirkan, tapi juga diaplikasikan melalui dukungan kebijakan untuk kepentingan publik," kata Putri Siak ini.
Kebakaran di lahan gambut diyakini pasti masih akan terjadi, disebabkan oleh banyak faktor seperti alih fungsi lahan dan perubahan iklim. Untuk itu yang paling penting adalah api kecil harus segera dipadamkan, agar tidak membesar menjadi bencana.
"Koordinasi semua pihak mulai dari perencanaan, pencegahan, pasca kebakaran dan kesiagaan, mengacu pada kebijakan yang sudah ada yakni Peraturan Menteri LHK 32 tahun 2016, harus benar-benar dapat terlaksana dengan baik di lapangan oleh Satgas karhutla," kata Afni.
Sebelumnya, Bupati Siak, Alfedri meminta kesiapsiagaan setiap instansi atau stakeholder yang tergabung dalam komando satuan tugas Karhutla sebagai langkah untuk tanggap bencana, sekaligus mempersiapkan segala sesuatunya sesuai sarana dan prasarana serta sumber daya yang ada.
"Memasuki kemarau panjang, seluruh stakeholder agar bersiap-siap bagaimana menangani Karhutla, namun kita tetap melakukan pencegahan," kata Alfedri.
Ia juga menyebutkan upaya pencegahan yang dilakukan saat ini berupa sosialisasi dan imbauan kepada masyarakat untuk bersama-sama mencegah Karhutla dengan melakukan kegiatan pengelolaan lahan gambut yang ramah lingkungan.