RIAU ONLINE, SIAK - Meningkatkan pengetahuan dan edukasi kader posyandu, Forikan Kabupaten Siak bekerjasama dengan PT Bumi Siak Pusako menggelar Sosialisasi Penanganan Stunting dan pelatihan pembuatan PMT atau makanan tambahan berprotein hewani, aula kantor camat Kerinci Kanan, Senin, 5 September 2022.
Ketua Forikan Siak, Rasidah, menyampaikan sasaran untuk penyembuhan dan pencegahan stunting adalah kader-kader posyandu, karena kader posyandu adalah ujung tombak untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang kesehatan masyarakat.
"Seperti penyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan anak, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala anak, mendeteksi perkembangan anak, hingga memantau status imunisasi dan tindakan orang tua tentang pola asuh anak," ucap Rasidah.
Lanjutnya, kader juga berperan memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi kelompok, atau demonstrasi bersama orang tua balita. Oleh karena itu, kader posyandu diharapkan bisa mengedukasi dan memotivasi orang tua balita agar terus menerapkan pola asuh yang baik pada anaknya.
“Saya berharap ibu-ibu yang hadir hari ini, bisa menyampaikan informasi yang didapat kepada masyarakat. Mulai darimana penyebabnya, apa ciri-cirinya, dan bagaimana dampaknya serta bagaimana cara mengatasinya, Terutama kepada ibu-ibu hamil, ibu-ibu yang memiliki balita dan remaja-remaja putri yang ada di masing-masing kampung," kata Rasidah penuh harap.
Masih banyak kader posyandu yang belum mengetahui apa itu stunting, sementara kader posyandu wajib tahu dan bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai stunting tersebut.
Selama ini, kata Rasidah, pihaknya memberikan makanan tambahan berupa bubur kacang hijau kepada anak-anak balita. Sementara bubur kacang hijau tersebut mengandung protein nabati, dan kalau dikasih santan juga ada lemaknya.
"Oleh karena itu kita rubah kebiasaan ini dengan memberikan tambahan makanan yang mengandung protein hewani yang terdapat dari ikan dan daging," sebutnya.
Masalah stunting tidak bisa diselesaikan dalam waktu yang singkat perlu waktu yang lama dan harus ada kolaborasi dari semua pihak yang dilakukan secara terus-menerus.
“Harapan besar saya tergantung kepada ibu-ibu semua sehingga mudah-mudahan dengan kerja sama kita semua, masalah Stunting yang merupakan masalah Nasional ini bisa kita atasi bersama," tandasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan pengertian stunting, penyebabnya, ciri-cirinya, dan dampaknya, serta cara mengatasinya, oleh narasumber dari Dinas Kesehatan, Rois Marsela.
Dilanjutkan dengan pelatihan pembuatan PMT atau makanan tambahan berprotein hewani. Menu pertama adalah membuat tahu fantasi berbahan tahu dan telor burung puyuh kemudian pergedel lele berbahan dasar ikan lele dan kentang.
Kegiatan ini dimulai dari tanggal 5 hingga 9 September 2022, di enam kecamatan yang menjadi fokus penanganan dan penurunan angka stunting.