RIAU ONLINE - Sebuah foto jadul di pasar tradisional yang beradar di sejumlah media akun media sosial menjadi sorotan.
Belum lama ini akun Facebook Potret Sejarah Indonesia mengunggah foto lawas yang memperlihatkan seorang wanita tengah berada di lapak penjual pasar.
Pembeli mengenakan kain batik dan atasan, serta kerudung. Sedangkan, penjual tampak angguna menggunakan kain tradisional sambil duduk.
Menurut laman Hitekno, seperti dilansir dari Suara.com, Rabu, 24 Agustus 2022, foto tersebut merupakan karya Mancum, C.J. Van yang diabadikan dalam situs perpustakaan online Leiden University Libraries.
"Vrouwen bij een rijststal te Fort de Kock. Circa 1933. (Wanita dekat penjual beras di Fort de Kock. Sekitar tahun 1933)," bunyi keterangan yang tertulis di Leiden University Libraries.
Fort de Kock merujuk pada daerah Bukittinggi, Sumatera Barat. Menurut Wikipedia dan situs Pemerintah Kota Bukittinggi, daerah Bukittinggi dulu sering dijuluki sebagai Fort de Kock dan pernah memperoleh sebutan Parijs van Sumatra.
Kota yang hari jadinya diperingati setiap tanggal 22 Desember ini pernah menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Barat sampai tahun 1978 (de jure).
Bukittinggi pernah juga ditunjuk menjadi ibu kota negara Republik Indonesia ketika Yogyakarta (yang saat itu merupakan ibu kota negara) diduduki oleh Belanda pada tanggal 19 Desember 1948.
Situs Leiden University Libraries menyimpan lebih dari 1.000 foto mengenai Fort de Kock. Deretan arsip online di Leiden University Libraries memperlihatkan kondisi pasar serta pemandangan alam di Bukittinggi.
Terdapat pula foto mengenai bangunan Belanda yang digunakan sebagai benteng di Bukittinggi. Foto pasar di Bukittinggi memperlihatkan para perempuan yang sebagian besar mengenakan penutup kepala.
Mereka memakai busana lengan panjang dan kain batik sebagai bawahan. Foto jadul mengenai suasana pasar di Bukittinggi pada tahun 1933 mendapat beragam komentar dari warganet.
"Perempuan Minang tempo dulu. Tetap sopan, berkebaya, dan pakai selendang," kata salah seorang warganet.
"Kota yang dingin nan indah. Bukittinggi, Koto Gadang yang indah sekali, dengan Gunung Singgalang yang mengelilingi". Rancak Bana," ungkap salah seorang warganet.
"Ciri khas bangsa Indonesia di tempo dulu. Anggun dan bersahaja," pendapat warganet lain.
"Jadi ingat dulu pernah diajak nenek jualan di pasar. Cara menimbang beras pakai kaleng sebagai alat takaran," kenang Mbah Malik.
"Wajah alami perempuan apa adanya. Tanpa pemoles, menjalani hidup serta mencari makan dengan mengharap ridho Tuhan," komentar warganet lainnya. Itulah tadi foto jadul suasana pasar di Bukittinggi pada tahun 1930-an, bagaimana pendapat kalian?