3 Siswa Riau Ikuti Summer School Program di Philadelphia

Siswa-SMA-mutiara-rapp.jpg
(Istimewa)

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Selama tiga pekan, tiga siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Mutiara Harapan, Komplek PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP) Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau, berada di Amerika Serikat (AS).

Di usia mereka yang masih belia, mereka mendapat kesempatan mengikuti Summer School Program bertemakan Leadership in the Business World (LBW) di Wharton School, University of Pennsylvania di Philadelphia, Negara Bagian Pennsylvania. 

Ketiga siswi tersebut adalah Chiara Aishabyna Firasty, Farah Naila Salma dan Putu Satya Maharani, berasal dari SMA Mutiara Harapan kelas 11 jurusan IPA saat mengikuti seleksi yang langsung dilakukan oleh Wharton School, University of Pennsylvania pada Januari 2022 lalu.

Program ini ditawarkan oleh Tanoto Foundation kepada pelajar kelas 11 se-Indonesia yang memberikan beasiswa untuk summer school program ini, sekaligus menanggung biaya transportasi dan akomodasi selama program berlangsung pada 5 sampai 25 Juni 2022 lalu.

Sempat ragu untuk mengikuti seleksi yang langsung diselenggarakan oleh Wharton School, namun dengan dorongan guru-guru dan tentu saja orangtua, akhirnya mereka yakin mempersiapkan diri untuk ikut serta dalam seleksi yang akhirnya terpilih sebanyak 10 siswa kelas 11 SMA se-Indonesia dan tiga diantaranya adalah siswa dari SMA Mutiara Harapan, Pangkalan Kerinci tersebut.

Hasil ini merupakan prestasi luar biasa dan membanggakan, yang membuktikan kualitas siswa dan sekolah yang bernaung dalam Yayasan Mutiara Harapan Wiratama, PT RAPP Pangkalan Kerinci, sekolah mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya di Indonesia.

Mendapat kepastian kelulusan dengan setelah menerima email resmi dari Wharton Global Youth Program sebagai penyelenggara dari University of Pennsylvania, ketiga siswa ini harus bergerak cepat. Dengan selalu didampingi oleh orangtua, ketiganya mengurus segala dokumen sebagai syarat pengurusan Visa di Kedutaan Besar AS di Jakarta, surat keterangan dan pernyataan kesehatan dari persiapan ini cukup menyita waktu karena mengharuskan ketiganya ke rumah sakit di Pekanbaru untuk melakukan tes anti alergi dan mendapatkan surat keterangan lengkap imunisasi sebagai syarat wajib memasuki kampus. 

Yang tak kalah mendebarkannya adalah ketika panggilan untuk wawancara Visa ke Kedutaan Besar AS di Jakarta disampaikan 3 hari menjelang libur Hari Raya Idul Fitri lalu. B

agi peserta dari sekitar Jakarta mungkin tidak terlalu sulit dengan waktu tersebut, tapi berbeda dengan tiga siswi SMA Mutiara Harapan ini. Karena berangkat ke Jakarta di saat gelombang mudik lebaran bukanlah perkara yang gampang, sangat sulit untuk mendapatkan penerbangan khususnya penerbangan kembali ke Pekanbaru dalam hari-hari lonjakan arus mudik yang tinggi. Akhirnya dengan bantuan manajemen RAPP dan Yayasan, ketiganya berhasil kembali ke Pekanbaru dua hari menjelang lebaran.

Setelah semua dokumen perjalanan dan syarat masuk ke kampus selesai, tibalah waktu keberangkatan. Chiara, Farah dan Putu yang sebelumnya tidak pernah bepergian jauh tanpa disertai orangtua atau keluarga. Pengalaman penerbangan panjang mulai dari Pekanbaru menuju Jakarta untuk berkumpul dengan 7 orang peserta lainnya kemudian dilanjutkan dengan penerbangan Internasional selama hampir 24 jam.

Berangkat pukul 01.00 dini hari pada 5 Juni 2022 dari Jakarta menuju Philadelphia ditambah waktu transit di Bandara Internasional Doha, Qatar, dengan perbedaan waktu 11 jam lebih lambat dari Waktu Indonesia Barat (WIB) semua peserta mendarat di Philadelphia sekitar batanghari tanggal 5 juni tersebut waktu setempat.



Perjalanan Panjang dan perbedaaan waktu itu tentu saja membuat Chiara, Farah dan Putu butuh penyesuaian, apalagi durasi antara siang dan malam tidak seperti di Indonesia, dimana waktu matahari terbit sekitar pukul 5 pagi dan tenggelam pukul 20.00 malam.

Berbagai Aktivitas pun mewarnai hari-hari mereka selama di sana, diantaranya lecture dengan Professor Flavio Serapio dan Marissa Sawicki, case study, diskusi team final project, team simulation game dan lain-lain. Umumnya Materi yang dijelaskan meliputi materi mengenai aspek-aspek utama dalam bisnis dan kepemimpinan.

Kegiatan pembelajaran berlangsung setiap hari Senin hingga Jumat dari pukul 09.00 hingga pukul 16.00 petang. Selain Materi Dalam Ruangan, peserta juga diajak berkunjung ke Akademi Militer Amerika Serikat, West Point di New York.

Meski tiga pekan waktu yang tak terlalu lama, gadis-gadis belia ini tak luput dari rasa homesick. Kangen dengan keluarga dan teman-teman di Indonesia hinggap di waktu-waktu kosong mereka. Tapi, ketiganya tak mau larut dan justru ingin terus fokus mengikuti program tersebut.

Banyak ilmu yang mereka dapatkan selama mengikuti kelas dengan dari pembicara yang berasal dari Universitas ternama di Amerika tersebut, sesuai tema utamanya peserta banyak mendapat materi tentang leadership, investasi dalam bisnis dan kehidupan sehari-hari.

Karena itu, mereka berpesan pada siswa-siswa lain nantinya agar jangan ragu untuk mengikuti seleksi program ini kita kembali dibuka.

"Jika ada kesempatan, ambil saja. Karena menambah pengalaman yang sangat membuka pikiran dan pandangan kita serta menambah wawasan dari segala aspek. Ini merupakan pengalaman yang tak tergantikan bagi saya dan pastinya sama dengan pelajar-pelajar Indonesia yang lainnya juga,’’ terang Chiara.

Terlepasdi kendala-kendala kecil yang mereka alami di sana, ketiganya kompak menikmati masa-masa mereka di Amerika. Mereka jadi memiliki teman dari berbagai negara. Kesempatan merasakan hidup di negeri Paman Sam juga tak terlupakan bagi mereka.Farah pun turut memberikan kesan dan pesannya.

"Program ini bisa dibilang seperti once in a lifetime experience, totally recommended, dijamin tak bakal menyesal,’’ sambung Farah.

Selama tiga pekan di sana mereka semua tinggal di Asrama atau Dormitory tujuh lantai di dalam komplek kampus University of Pennsylvania. Setiap lantai berisi lima kamar dilengkapi living room, ruang makan dan tentu saja kamar mandi, setiap peserta mendapat fasilitas kamar terpisah satu sama lain. Di komplek asrama tersebut juga tersedia lobby area berkumpul, lapangan outdoor untuk bermain atau bercengkrama, ruang laundry, ruang belajar, ruang musik, ruang kesehatan, meja billiard untuk bermain dan banyak lagi. 

Tak mau menyiakan waktu di sana, di luar jam kegiatan, mereka juga mengikuti kegiatan seperti melukis, meditasi, pilates, spa, berlari, karaoke dan lainnya. Pada akhir pekan, mereka juga mengunjungi tempat yang direkomendasikan oleh penyelenggara, yang meliputi taman bermain, mall, bioskop dan pusat kota dengan berjalan kaki.Mereka berinteraksi dengan siswa dari negara lain, membuat mereka turut memperkenalkan Indonesia dalam kegiatan itu. Kebanyakan, siswa dari negara lain memiliki pengetahuan tentang Indonesia. Meskipun tak begitu banyak.

"Rata-rata mereka mengetahui tentang Bali dan beberapa hal lain, bahkan ada yang sangat menyukai mie instan yang sangat populer dari Indonesia,’’ terang Putu Maharani.

Secara terpisah Head of Strategic Planning and Partnership Tanoto Foundation, Michael Susanto mengatakan, program Summer Program Leadership in the Business World yang diselenggarakan oleh Wharton School of the University of Pennsylvania ini bertujuan untuk memperkenalkan talenta-talenta terbaik di Indonesia pada pada topik-topik pembelajaran global yang berhubungan dengan jurusan bisnis tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka di salah satu universitas yang termasuk dalam Ivy League University di Amerika Serikat.

Lebih Lanjut, Michael menjelaskan program ini tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan siswa keikutsertaan mereka dalam program ini tentunya juga akan memberikan pengalaman tersendiri bagi masing-masing individu untuk dapat merasakan langsung kehidupan kampus di Amerika dan berbaur dengan siswa yang berasal dari negara lain dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda.

"Kami sangat banggakarena 3 dari 10 siswa berprestasi yang mendapatkan beasiswa tersebut berasal dari Sekolah Mutiara Harapan, Pangkalan Kerinci yang merupakan binaan RAPP.  Harapannya partisipasi mereka dalam program LBW dapat menjadi pengalaman tak terlupakan dan memberikan manfaat bagi pendidikan dan pendewasaan mereka di masa yang akan datang, serta memberikan motivasi kepada adik-adik kelasnya untuk dapat ikut serta dalam program sejenis di tahun-tahun selanjutnya," papar Michael.

Diharapkan, program kerjasama Tanoto Foundation dengan Wharton School of the University of Pennsylvania ini bisa melahirkan sosok-sosok anak muda yang mampu bersaing di kancah internasional. Khususnya di bidang kepemimpinan dan bisnis.

Kepala SMA Mutiara Harapan, Lei Suang, mengaku bangga atas kesempatan yang diperoleh tiga siswa berprestasi tersebut.

"Ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi ketiga murid kami tersebut, yang akan bermanfaat bagi kehidupan mereka saat ini maupun di masa depan. Sebagai satu-satunya SMA berstatus Status Pendidikan Kerjasama (SPK) di Provinsi Riau, SMA Mutiara Harapan telah memiliki alumni di berbagai perguruan tinggi di luar negeri, namun kesempatan mengikuti summer program di Wharton dengan beasiswa, merupakan sejarah baru bagi sekolah kami dan kami berharap program ini akan terus berlanjut kedepannya,” ujar Leis Suang