Laporan: Dwi Fatimah
RIAUONLINE, PEKANBARU - Tepat pada hari ini, Minggu, 10 Juli 2022 umat muslim di seluruh Indonesia merayakan Hari Raya Idul Adha. Penting bagi kita umat muslim untuk mengetahui makna Hari Raya Idul Adha.
Hari Raya Idul Adha dikenal juga dengan Hari Raya Kurban. Berkurban salah satu amalan paling dianjurkan pada perayaan Idul Adha yang hukumnya adalah sunnah muakkad. Hal itu didasarkan pada firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Alquran, Surah Al Kautsar ayat 2.
Kurban dilakukan dengan cara penyembelihan hewan yang dapat dilaksanakan pada 10 Dzulhijjah hingga hari tasyrik atau 3 hari setelah Idul Adha. Anjuran itu terdapat dalam Alquran. Allah SWT berfirman:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَۙ
Artinya: "Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah). (QS. Al Hajj: 34)
Idul Adha menjadi sebuah peringatan mengenai kurban, yang menggambarkan keikhlasan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah.
Kurban merupakan kata serapan dari bahasa Arab yang artinya pendekatan. Secara istilah, kurban adalah penyembelihan hewan ternak dalam rangka pendekatan diri kepada Allah.
Makna Idul Adha tidak terbatas mempelajari kisah Nabi Ismail AS dan Nabi Ibrahim AS. Melainkan ada makna yang lebih dalam yang tersirat dari perjalanan awal bulan Dzulhijjah hingga Idul Adha 2022.
Ustaz Adi Hidayat (UAH) sempat menjelaskan makna Idul Adha dalam video berjudul Tausiah Idul Adha yang ditayangkan pada channel Youtube Adi Hidayat Official. UAH mengatakan Idul Adha merupakan momentum yang disediakan oleh Allah bagi hambanya untuk menata kehidupan yang lebih tenang, bahagia dan tentram.
"Diantara petunjuk Allah yang Allah berikan kepada kita melalui momentum Idul Adha ini, kita bisa belajar dari petunjuk itu untuk dapat menata kehidupan. Dengan penataan itu kita menyadari betapa besar kasih Allah kepada kita semua, betapa besar perhatian Allah yang menginginkan kita punya kehidupan yang lebih baik, punya kehidupan yang nyaman, bahagia. Sehingga dengan kesadaran itu kita meningkatkan syukur kita kepada Allah SWT," jelas UAH.
Hari Raya Idul Adha harus dimaknai sebagai pesan simbolik yang mengandung pembelajaran. Berikut makna Idul Adha dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
Meningkatkan takwa
Pengertian takwa berhubungan dengan ketaatan manusia dengan sang pencipta-Nya dalam menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Tingkat ketakwaan seseorang bisa dilihat melalui kepeduliannya terhadap sesama.
Menghormati orangtua
Idul Adha menjadi sebuah peristiwa untuk memaknai bagaimana Nabi Ismail patuh dan mendengarkan setiap perkataan Nabi Ibrahim selaku orangtuanya.
Idul Adha dimaknai sebagai konteks untuk taat kepada orang tua dalam berbagai hal selama tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada.
Misalnya, membantu dengan ikhlas, menyayangi orangtua, menghormati orangtua, dan lainnya.
Berbagi dengan sesama
Idul Adha menjadi sebuah peringatan kurban, alangkah baiknya peristiwa ini dimaknai dengan berbagi kepada sesama. Misalnya membagikan daging hasil kurban kepada orang-orang sekitar, terlebih bagi mereka yang tidak mampu.
Sehingga setiap individu bisa merasakan kebahagiaan yang sama, karena saling berbagi. Harapannya, hal ini bisa dilakukan setiap saat, tanpa harus menunggu mperistiwa Hari Raya Idul Adha.
Menjalin silaturahmi dengan orang sekitar
Hari Raya Idul Adha dimaknai sebagai momen untuk menjalin silaturahmi dengan orang sekitar. Baik berkumpul dengan keluarga maupun orang-orang yang ada di lingkungan sekitar.
Hal ini tentu menjadi sebuah tradisi untuk mempererat hubungan silaturahmi.
Memupuk rasa empati
Hari Raya Idul Adha juga bisa dimaknai untuk meningkatkan rasa empati dan peduli terhadap sesama. Bagi orang yang mampu, tidak ada salahnya berkurban. Sehingga bisa menyisihkan sebagian harta untuk kebaikan dan berbagi kepada sesama yang membutuhkan.