Laporan: Dwi Fatimah
RIAUONLINE, PEKANBARU - Maraknya investasi bodong belakangan ini, membuat masyarakat khawatir dan enggan untuk memulai untuk berinvestasi. Padahal, jika bijak dalam memilih jenis investasi yang tepat, ini bisa menjadi salah satu pemasukan tambahan dan tabungan untuk masa depan.
Bagi kamu yang baru mulai belajar investasi, mesti waspada dan harus lebih berhati-hati untuk mengetahui dan memahami jenis investasi bodong. Apalagi, tidak sedikit platform yang bisa kamu gunakan untuk belajar investasi dengan benar.
Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang atau aset berharga lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau pihak tertentu dengan harapan pemodal atau investor kelak akan mendapatkan keuntungan setelah kurun waktu yang ditentukan. Karena harapan mendapatkan keuntungan di kemudian hari inilah investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Jika tidak cermat, perbedaan investasi asli dan investasi bodong agak kabur. Oknum di balik kejahatan ini begitu rapi menyembunyikan fakta perusahaan mereka.
Maraknya kasus investasi bodong ini mengharuskan setiap calon investor untuk waspada. Sebab, penipuan berkedok investasi dari hari ke hari semakin beragam modus operandinya. Jumlah korban yang terjerat investasi bodong juga kian banyak.
Dari data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, praktik investasi bodong telah merugikan masyarakat Indonesia hingga Rp 117,4 triliun dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Menurut OJK, setidaknya ada 3 alasan utama kenapa praktik investasi bodong masih marak terjadi, yakni:
- Rendahnya literasi masyarakat
- Kemajuan teknologi informasi
- Adanya kebiasaan buruk dari sekelompok masyarakat
Dari ketiga alasan itu, terdapat dua alasan yang justru berkaitan dengan debitur atau peminjam.
Untuk itu, sangat diperlukan untuk mengetahui ciri-ciri investasi bodong sebelum memulai berinvestasi. Berikut ini adalah 5 ciri investasi bodong yang harus kamu ketahui:
1. Janjikan Keuntungan yang Tinggi Secara Instan
Keuntungan tinggi dengan waktu yang relatif singkat sering menjadi iming-iming andalan dari investasi bodong. Berhati-hatilah jika ada yang menjanjikan keuntungan pasti, misalnya 30% dalam satu bulan. Sebab keuntungan tersebut terlalu besar dan tidak wajar.
Biasanya modus ini juga dilakukan dengan cara titip dana atau modal. Contohnya, ada grup chat di aplikasi pesan yang menawarkan jasa titip dana atau modal sebesar Rp 5 juta dan menjanjikan keuntungan 50% dalam seminggu. Bahkan, ada yang mengatasnamakan instansi atau organisasi supaya terlihat lebih meyakinkan.
Kamu wajib waspada dengan modus seperti itu. Jangan mudah tergoda dengan janji-janji manis atas profit yang tinggi. Pelajarilah jenis investasi, cara kerja, hingga risikonya.
Ingatlah “High Risk, High Return”, yang artinya potensi return atau imbal hasil yang tinggi selalu diikuti dengan risiko yang tinggi juga.
2. Tidak Memiliki Legalitas
Legalitas sebuah investasi dan institusinya menjadi hal yang penting untuk kita perhatikan. Sebab investasi bodong cenderung tidak memiliki izin atau legalitas yang sah alias ilegal.
Kamu bisa memastikan legalitas investasi melalui website resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di ojk.go.id. Bahkan OJK juga sudah membuat daftar resmi investasi ilegal. Jadi jangan lupa untuk memastikan keamanan investasi yang kamu pilih dengan izin dan legalitasnya.
3. Aset Dasar Tidak Jelas
Investasi harus memiliki underlying aset yang jelas. Sebagai contoh, reksa dana saham akan memiliki aset berupa saham. Dana yang diinvestasikan akan diolah oleh manajer untuk memperoleh profit. Dalam dunia investasi bodong, tidak ada kejelasan perputaran uang investasi. Jadi, investor buta informasi mengenai dana yang telah mereka kucurkan.
4. Tidak Ada Transparansi
Investasi legal akan menjelaskan kemungkinan risiko, kerugian profit, dana sebagainya kepada investor. Sementara itu, investasi bodong menghindari hal tersebut. Mereka hanya fokus menebar pesona dengan iming-iming profit selangit dan tanpa risiko. Padahal, dalam investasi, keuntungan yang besar berbanding lurus dengan risiko yang dihadapi.
5. Bergantung pada Investor Baru dan Menjual Nama Tokoh Terkenal
Kamu harus curiga dengan sistem pembagian keuntungan yang tidak jelas. Selain itu, cermati bagaimana mereka begitu haus menarik investor baru untuk masuk lingkaran. Umumnya investasi bodong menggunakan skema pembagian keuntungan ponzi, yakni tidak ada keuntungan nyata, melainkan dari uang investor sendiri, juga peserta lain.
Investasi bodong juga tidak segan-segan menjual nama tokoh terkenal untuk menggaet calon korban, dari artis hingga pejabat negara. Padahal, tokoh tersebut bukan bagian mereka sama sekali.
Agar terhindar dari investasi bodong, ada sejumlah tips yang bisa kamu lakukan, yakni:
1. Pastikan legalitas perusahaan Sebelum berinvestasi
Pastikan perusahaan yang menawarkan Anda produk investasi sudah terdaftar di OJK atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (Bappebti Kemendag).
Apabila perusahaan itu tidak memberikan kejelasan tentang pengelolaan uang yang diberikan investor, maka perusahaan tersebut wajib kita curigai.
2. Pilih jenis investasi yang tepat Sebelum berinvestasi,
Pastikan tujuannya terlebih dahulu. Tujuan utama berinvestasi adalah mencapai tujuan keuangan. Tentu, kalau ingin memiliki cukup dana pasti uang tersebut berasal dari pekerjaan atau bisnis yang dimiliki, bukan dari investasi.
Sebetulnya, investasi berfungsi untuk memiliki tingkat "kecukupan" dalam keuangan. Setiap orang tentu memiliki level "cukup" yang berbeda. Apabila Anda masih belum memiliki tujuan atau bingung dengan tujuan berinvestasi dapat konsultasi dengan perencana keuangan.
Maka dari itu penting untuk belajar hal detail tentang produk yang akan diinvestasikan. Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan orang yang lebih paham mengenai investasi, untuk mengetahui produk mana yang tepat demi mencapai tujuan keuangan.
3. Kenali risiko investasi
Jangan mudah tergiur investasi yang menjanjikan keuntungan besar dengan risiko yang kecil. Sebab, keuntungan yang besar pasti akan memiliki risiko yang besar juga. Karena itu, jika Anda telah memutuskan untuk berinvestasi, maka harus siap dengan segala risiko yang bakal terjadi.
Sebab, investasi bisa dikatakan tidak stabil bila sudah keluar dari perencanaan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk berinvestasi dengan menggunakan uang ‘dingin’ atau uang yang benar-benar tidak terpakai untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun dana darurat. Jangan pernah menggunakan uang untuk keperluan sehari-hari, apalagi uang pinjaman untuk berinvestasi.