Gubernur & Wakil Gubernur Riau Masa Bhakti 2018-2024,saat diberi Tepuk Tepung Tawar usai dilantik Presiden RI di Balai Adat Melayu Riau (1)
(Humas)
Laporan: Dwi Fatimah
RIAUONLINE, PEKANBARU - Indonesia memiliki banyak sekali warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan. Di Riau ada tradisi budaya Tepuk Tepung Tawar.
Tepuk Tepung Tawar adalah salah satu tradisi yang diwarisi oleh raja terdahulu pada kebudayaan Melayu. Biasanya Tepuk Tepung Tawar dilakukan pada saat upacara adat atau pernikahan.
Bagi orang Melayu, Tepuk Tepung Tawar merupakan adat yang harus dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan pepatah Melayu yang menyebutkan. "Kalau buat keje nikah kawin, kalau belum melaksanakan acara tepuk tepung tawar (dalam bahasa Melayu: tepung tawo) belum sah (afdal) acara yang dilaksanakan".
Tradisi Tepuk Tepung Tawar merupakan simbol untuk mendoakan seseorang karena keberhasilannya. Upacara ini menjadi salah satu bagian penting dalam sejumlah prosesi adat istiadat. Baik dalam acara adat perkawinan, khatam, berandam, syukuran, peresmian maupun prosesi lainnya.
Sampai saat ini masyarakat Melayu di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau masih melaksanakan Tepuk Tepung Tawar. Upacara ini menjadi simbol yang hakekatnya tetap pada kekuatan memohon doa kepada Allah SWT, agar dihindarkan dari segala marabahaya.
Tepuk Tepung Tawar merujuk pada alat yang digunakan seperti bedak sejuk dicampur air perenjis, yang manfaatnya diyakini bisa meneduhkan hati dan kalbu. Kemudian daun sitawar, daun sidingin (cocor bebek), daun juang-juang, daun ati-ati dan daun rusa (gandarusa). Diikat daun ribu-ribu atau benang 7 rupa. Beragam tumbuhan ini juga diyakini dapat menjadi penawar berbagai penyakit.
Alat selanjutnya yakni beras tabur, dipakai untuk ditaburkan sebagai lambang pemberian doa dan berkat. Beras tabur terdiri dari beras kunyit atau beras kuning, beras putih basuh, bertih.
Beras kuning melambangkan marwah, beras putih basuh mengandung arti memutihkan hati. Bertih, adalah padi digongseng melambangkan perkembangan baik untuk kemudian hari.
Selain itu ada juga, bunga rampai, melati, pandan, mawar untuk menciptakan harum wangi serasi. Kemudian Inai dipadukan gambir dan air wangi. Makna ramuan ini yakni menyatukan keluarga menjadi sakinah dan kewibawaan.
Makna dan tata cara melakukan Tepuk Tepung Tawar
Mengambil daun perenjis (percikan), yaitu daun yang diikat jadi satu dicelupkan ke dalam air yang dicampur bedak, jeruk, dan bunga mawar. Kemudian, daun itu direnjis pada kedua tangan yang telengkup di atas paha yang beralas bantal tepung tawar dan telah dialasi kain putih.
Orang yang akan melakukan Tepuk Tepung Tawar mengambil beras kunyit, basuh, bertih, dan bunga rampai. Bahan-bahan tersebut ditaburkan pada orang yang menjalankan prosesi adat atau di tepuk tawari. Jika orang yang ditepuk tawar adalah orang terhormat, maka bahan-bahan tadi ditabur sampai atas kepala dengan putaran dari kiri ke kanan sambil membaca salawat.
Proses merinjiskan air percung (air wangi-wangian yang direbus dari bahan alami) kepada pengantin atau yang ditepuk tawari dengan mengambil sejumput inai lalu dioleskan di telapak tangan kanan dan kiri.
Penepuk tepung tawar mengatur sembah dengan mengangkat tangan.
Setelah semua orang yang ditunjuk sebagai penepuk tepung tawar selesai, acara ditutup dengan doa. Jumlah penepuk tepuk tepung tawar adalah bilangan ganjil, dimulai dari 3,5,7,9, dan 13.