Laporan: Dwi Fatimah
RIAUONLINE, PEKANBARU - Bangunan rumah adat suatu masyarakat menjadi simbol budaya yang memiliki banyak makna. Tak heran jika tampilan sebuah bangunan rumah memiliki nilai sakral dengan berbagai kesan yang ditampilkan.
Bangunan rumah adat masyarakat Melayu Riau dikenal berbagai jenis bangunan rumah adat yang cukup masyhur. Diantaranya: Rumah Bubung Melayu, Rumah Bertinggam, Rumah Lontik, Rumah Beratap Limas, Rumah Gajah Menyusu dan sebagainya.
Pada umumnya setiap bangunan rumah dihiasi dengan ornamen dan ukiran beraneka ragam seperti Selembayung, sayap layang-layang, lebah bergantung, empang leher, hiasan badai, kisi-kisi lobang angin, hiasan pintu, tingkap dan tiang rumah.
Kelengkapan hiasan bangunan rumah, biasanya mencerminkan status sosial penghuninya. Bagi kalangan bangsawan, kelengkapan hiasan rumah menjadi suatu syarat mutlak sebagai simbol status sosial masyarakat.
Dalam pembangunan sebuah rumah, selain memperhatikan aspek hiasan yang dipakai, warna hiasan biasanya juga memiliki simbol dan makna. Di antara yang diyakini maknanya oleh masyarakat melayu adalah:
Putih sebagai lambang kesucian
Merah sebagai lambang persaudaraan dan keberanian
Kuning sebagai lambang kekuasaan, warna ini juga biasa dipakai untuk pakaian keluarga raja.
Biru sebagai lambang keperkasaan dilautan, pakaian bagi laksamana kerajaan
Hijau sebagai lambang kesuburan dan kemakmuran
Hitam sebagai lambang keperkasaan
Keemasan sebagai lambang kejayaan dan kekuasaan
Pada rumah adat Melayu Riau terdapat hiasan ukiran yang terletak bersilah pada kedua ujung perabung bangunan. Bagian bawahnya dilengkapi dengan hiasan tambahan, biasanya berupa bentuk tombak terhunus yang menyambung kedua ujung perabung. Hiasan ini disebut Selembayung. Selembayung dalam bahasa Melayu Kampar adalah Sulo Bayuang atau Tanduak Buang
Dalam kebudayaan Melayu, seni pembangunan rumah disebut juga dengan istilah seni bina. Seni ini biasanya terdapat pada bangunan rumah adat masyarakat tradisional yang diwariskan secara turun temurun. Bangunan rumah adat masyarakat Melayu mengandung unsur-unsur yang sangat kompleks sebagai cerminan kebudayaan masyarakat setempat. Hal itu bisa kita lihat pada selembayung yang biasanya disematkan pada bangunan rumah-rumah tradisional Melayu.
Selembayung memiliki nilai yang sangat penting dalam bangunan sebuah rumah bagi masyarakat Melayu. Menjadi pemancar kebijaksanaan dan aura wibawa pada sebuah bangunan.
Diletakkan pada posisi yang paling tinggi dengan syarat simbol dan makna. Selembayung menjadi tajuk rumah bangunan Melayu dengan nilai kebudayaan yang sangat tinggi. Ukiran tombak yang ada pada selembayung menjadi simbol wibawa dan keperkasaan. Demikian juga motif selembayung berupa motif bunga, dedaunan dan lainnya yang umumnya merupakan simbol alam, memiliki makna keharmonisan dan kasih sayang kehidupan yang beragam di masyarakat Melayu.
Ukiran pada selembayung adalah pucuk pakis. Bentuknya yang bersilang melambangkan tadahan doa si pemilik rumah untuk kebahagiaan, kelanggengan dan upaya meneruskan generasi melalui keturunan.
Dalam filosofis budaya Melayu, selembayung memiliki beberapa makna yang penting, diantaranya adalah:
Tajuk bangunan, menjadi penanda identitas budaya, membangkitkan seri dan cahaya di sebuah bangunan.
Pekasih bangunan, mencerminkan keserasian pada sebuah objek bangunan.
Pasak atap, melambangkan hidup masyarakat Melayu yang tahu diri
Tangga dewa, bagi kalangan Melayu pedalaman selembayung juga dimaknai sebagai tangga tempat turunnya para dewa, mambang, akuan, soko, keramat dan membawa keberkahan bagi kehidupan.
Rumah beradat, menunjukkan bangunan bersangkutan didiami oleh seseorang yang berbangsa, menjadi balai dan tempat orang ber patut-patut.
Tuah rumah, selembayung diharapkan memberi tuah pada pemilik bangunan.
Lambang keperkasaan dan wibawa orang Melayu
Simbol kasih sayang dengan keberagaman.
Dalam penampilannya, selembayung pada bangunan rumah-rumah adat melayu atau bangunan-bangunan umum yang ada di Riau menggunakan warna kuning keemasan, sebagai simbol kekuasaan dan kejayaan melayu itu sendiri.
Terkadang juga dipadukan dengan warna merah sebagai simbol keberanian dan persaudaraan yang erat bagi masyarakat melayu. Jadi tampilan warna selembayung pada sebuah bangunan juga tetap memiliki makna yang ingin disampaikan kepada khalayak, tidak sembarangan memberikan warna pada ukiran yang biasanya diletakkan pada bagian perabung atau anjungan sebuah bangunan.