Waspadalah, Kasus DBD Meningkat di Pekanbaru

Nyamuk-Aedes-Aegypti4.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Masyarakat Kota Pekanbaru mesti mewaspadai kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru mendata adanya peningkatan kasus pada awal Februari 2022.

Kepala Dinkes Kota Pekanbaru Zaini Rizaldy Saragih menuturkan, pada minggu ke-6 ini terdapat 125 kasus. Ada satu orang remaja yang meninggal dunia akibat DBD.

"Karena saat ini memang sedang musim pancaroba dan peningkatan kasus DBD terjadi tahun ini. Bahkan, di Puskesmas ada satu yang meninggal dunia yang berdomisili di Kecamatan Payung Sekaki," ujarnya, Minggu 20 Februari 2022.

Mengingat peningkatan kasus yang terjadi, Zaini mengimbau agar warga tidak mengandalkan fogging dalam memberantas nyamuk. Pasalnya, fogging dinilai tidak dapat membunuh jentik atau larva dari nyamuk penyebab DBD tersebut.



"DBD tidak bisa selesai dengan fogging, karena hanya membunuh nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa dalam 14 hari pasti akan mati. Jadi (fogging) tidak efektif," terangnya.

Ia menganjurkan agar warga fokus melakukan 3 M (menguras, menutup, mengubur) serta menanam tanaman pengusir nyamuk. Upaya-upaya ini dinilai lebih efektif memberantas DBD hingga dari jentiknya.

Dikatakannya, sejak tahun 2020 lalu sudah ada program 1 KK (Kepala Keluarga) 1 Jumantik (juru pemantau jentik). Minimal satu orang dalam keluarga ada yang mengawasi lingkungan sekitar, termasuk jentik nyamuk dan menghilangkannya.

Pihaknya pun menyarankan jika warga butuh pembasmi jentik bisa datang ke Puskesmas yang ada di Pekanbaru.