HUT Pekanbaru, Wako Akui Masih Banyak PR Terutama Krisis Selama Pandemi Covid-19

hut-pku.jpg
(istimewa)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Kota Pekanbaru berusia 237, Rabu 23 Juni 2021. Pada usia yang semakin tua ini, masih banyak Pekerjaan Rumah (PR) belum dituntaskan.

Hari jadi tahun ini adalah momen di penghujung masa jabatan Wali Kota Pekanbaru, Firdaus. Ia menjabat sebagai Wali Kota Pekanbaru hingga Mei 2022 mendatang.

Wali Kota Pekanbaru, Firdaus tidak menampik masih punya banyak PR untuk menggesa pembangunan kota. Ia menilai perlu upaya strategis untuk tetap melanjutkan program pembangunan di tengah gempuran pandemi Covid-19.

Apalagi pandemi sudah berlangsung selama satu tahun lebih. Kondisi ini menyebabkan krisis ekonomi dan kesehatan. Ia pun mengajak masyarakat untuk ikut bangkit sehingga bisa keluar dari dua krisis tersebut.

"Kita jadikan hari jadi tahun ini sebagai semangat agar bisa keluar dari krisis kesehatan dan ekonomi yang melanda," ujarnya kepada riauonline.co.id.

Firdaus mengaku sudah punya strategi agar Kota Pekanbaru agar bisa keluar dari krisis ekonomi. Satu caranya dengan melakukan penguatan ekonomi kerakyatan dengan memperkuat ekonomi rumah tangga.



"Kita juga bersinergi dengan pemerintah pusat dalam memperkuat ekonomi kerakyatan," jelasnya.

Dirinya mengajak masyarakat dan pelaku usaha bisa bersama pemerintah menggerakkan ekonomi agar keluar dari krisis ekonomi. Ia mendorong agar ada penguatan di sektor ekonomi kerakyatan.

Apalagi kondisi penyebaran Covid-19 cenderung memperlihatkan tren positif. Jumlah kelurahan yang masuk zona merah Covid-19 di Kota Pekanbaru cendrung menurun pada pekan ini.

Ada 26 dari 83 kelurahan yang masih masuk zona merah. Kondisi ini cendrung menurun dibanding pekan lalu.

Pada pekan lalu jumlah kelurahan yang masuk zona merah sebanyak 37 kelurahan. Namun ia mengingatkan agar masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan.

"Tetap disiplin dalam menjalankan prokes, apalagi aktivitas perekonomian sudah mulai bergeliat," ujarnya.

Firdaus juga berupaya melakukan percepatan vaksinasi. Walau diakuinya proses vaksinasi masih bergantung pada ketersediaan vaksin yang terbatas.

Ia berupaya agar masyarakat bisa terjangkau vaksinasi. Cara ini untuk menciptakan kekebalan secara berkelompok.