RIAUONLINE, PEKANBARU - Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Irman Sasrianto mengatakan, salah satu penyebab banjir di wilayah perumahan di Kota Pekanbaru dikarenakan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru belum selektif dalam mengeluarkan izin pengembang perumahan.
"Saya mengingatkan Pemko untuk lebih selektif terkait izin bangunan perumahan ini. melakukan survey turun langsung ke lokasi mengecek. Jangan terkesan asal mengeluarkan izin aja, sementara ketika pembangunan berjalan baru dampaknya terasa," ujarnya.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengatakan, beberapa perumahan terendam banjir itu seperti di Perumahan Pesona Harapan Indah dan Perumahan Graha Fauzan Asri.
"Salah satu dari beberapa perumahan yang dibangun terkadang tidak melakukan kajian yang maksimal sehingga berdampak pada banjir," ujarnya.
Sementara, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Pekanbaru tidak merekomendasi perumahan yang posisinya tidak sesuai dokumen banjir. Mereka tidak boleh mendirikan perumahan di wilayah rawan banjir seperti bantaran sungai.
"Kita tidak akan keluarkan rekomendasi bila posisinya tidak sesuai dokumen banjir," tegas Kepala Dinas PUPR Kota Pekanbaru, Indra Pomi Nasution, Kamis 29 April 2021.
Menurutnya, dinas juga tidak bakal mengeluarkan rekomendasi di luar peruntukan ruang. Apalagi kawasan itu memang bukan peruntukan perumahan.
"Kita sudah diskusi bersama sekda, bagaimana kita optimalkan pengawasan terhadap izin perumahan," jelasnya.
Ia menyebut, pengembang mestinya meminta informasi tata ruang. Pengembang juga harus meminta dokumen bebas banjir. Dokumen ini jadi pertimbangan pengembang sebelum membangun perumahan.
Indra menjelaskan sungai dalam perkotaan lahan yang dibebaskan mencapai lima hingga sepuluh meter. Namun dengan catatan ada tanggul.
"Kalau tidak bertanggul mungkin lebih luas lahan yang dibebaskan, bisa 20 hingga 30 meter," paparnya.
Sejumlah warga menyesal membeli rumah di Perumahan Pesona Harapan Indah. Pasalnya, bila hujan deras, komplek perumahan di pinggir sungai Siak selalu kebanjiran.
Hal ini disesalkan Lusi, satu warga yang tinggal di sana. "Kalau tahu lokasi di sini sering banjir saya tidak akan membelinya, menyesal saya membeli cash," ucap Lusi kepada riauonline.co.id.
Warga mengaku tergoda karena diiming-iming uang muka murah. Mereka pun tergiur membeli rumah tanpa memikirkan dampak di balik murahnya panjar yang dibayarkan.