Rezki Febri Habiskan Uang Rp 2 Miliar untuk Beli Sabu Selama 17 Tahun

Rezki-Febri3.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU- Tidak ada hal positif yang didapatkan saat menggunakan narkoba. Apalagi dengan alasan mengalihkan suatu permasalahan. Dengan memakai narkoba hanya menunda masalah dan menimbulkan masalah baru.

 

Hal itu disampaikan Rezki Febri, yang kini menjadi Konselor Adiksi BNNP Riau. Ia sempat menggunakan dan kecanduan narkoba selama 17 tahun lamanya.

 

"Ketika saya tanya ke klien, apa hal positif yang mereka rasakan saat gunakan narkoba. Mereka bingung menuliskannya. Tetapi saat menulis hal negatif akibat kecanduan narkoba, mereka menuliskan dengan cepat," papar Rezki saat diundang acara ROL Cast.

 

Pria yang akrab disapa Kiki itu tidak malu-malu bercerita pengalamannya. Selama ia kecanduan narkoba, Kiki tidak memikirkan efeknya. Padahal hanya menunda melupakan masalah sementara. Bakal ada masalah baru yang timbul.

 

"Saya pernah iseng menghitung, 17 tahun saya pakai narkoba, sudah hampir Rp 2 milyar saya menghabiskan uang. Saya jadikan pelajaran hidup selama 17 tahun itu," kenangnya.

 

Anak bungsu dari enam bersaudara itu bercerita masa ia pernah tes di BUMN. Kiki pun lolos seleksi kesehatan. Namun gaji pertama tetap ia belikan narkoba. Kehidupannya pun menjadi buruk pada masa itu.

 

"Saya juga pernah menjadi ojek online di Pekanbaru, tapi habis digunakan untuk narkoba semata," ujarnya.



 

Menurutnya, semakin banyak dan semakin kuat kecanduan narkoba seseorang berpotensi menjadi kurir. Alasannya, semakin kecanduan dan kehabisan uang untuk beli narkoba, terpaksa menjadi kurir.

 

"Saya sempat  jadi kurir pada tahun 2018. Masa itu sudah tidak tau lagi dapat uang dari mana, akses di keluarga sudah ditutup," tuturnya.

 

Kiki juga bercerita perbedaan efek pemakaian ganja, sabu dan inex. Menurutnya, sabu, inex dan ganja menimbulkan sugesti. Ada juga ritual pemakaian barang haram itu yang membuat senang para pecandunya.

 

"Ada ritual tersendiri ketika menggunakan ganja. Mulai dari melinting ganja, merakit alat, melihat asap dan mencium bau. Pemakai sabu, mulai dari merangkai alat dan pipet. Lalu pengguna inex, pergi ke diskotik, joget dan pakai obat," jelasnya.

 

Lanjut Kiki, Efek sabu menimbulkan euforia berlebihan dan hyper aktif. Sementara, ganja lebih dominan, efeknya bertolak belakang dengan sabu. Mereka lebih sering dan banyak tidur. "Banyak klien yang bilang gunakan sabu untuk pendorong kerja," paparnya.

 

Kiki berujar, cuma ada satu cara untuk berehenti kecanduan narkoba. "Yaa nggak usah makai. Kalau kamu masih pakai narkoba kamu itu kolot."

 

 

Menurutnya, mereka di BNN bekerja untuk menyelamatkan anak-anak bangsa yang masih terbelenggu karena narkoba. Tugas yang hampir mirip kepolisian yakni memberantas narkoba.

 

"Kita di BNN lagi berusaha dan mendekatkan diri kepada masyarakat, mengubah mindset masyarakat. Kita berupaya menyelamatkan anak anak bangsa yang masih terbelenggu dengan hal itu," pungkasnya.