RIAUONLINE, PEKANBARU - Pecandu narkoba sering berpikir dirinya sulit lepas dari jeratan narkoba. Mereka bahkan mengira tidak akan ada harapan jika sudah kecanduan memakai barang haram tersebut.
Konselor Adiksi BNNP Riau, Rezki Februari menyebut adiksi atau kecanduan ini merupakan penyakit otak kronis. Bisa dipulihkan namun sulit disembuhkan.
Adiksi yakni suatu kondisi di mana seseorang mengalami suatu ketergantungan terhadap zat atau narkoba yang membuatnya hanya fokus pada penggunaan zat.
Rezki bercerita perbedaan efek pemakaian ganja, sabu dan ineks. Menurutnya, sabu, ineks dan ganja menimbulkan sugesti. Ada juga ritual pemakaian barang haram itu yang membuat senang para pecandunya.
"Ada ritual tersendiri ketika menggunakan ganja. Mulai dari melinting ganja, merakit alat, melihat asap dan mencium bau. Pemakai sabu, mulai dari merangkai alat dan pipet. Lalu pengguna ineks, pergi ke diskotik, joget dan pakai obat," jelasnya saat diundang acara ROL Cast.
Lanjut Kiki, Efek sabu menimbulkan euforia berlebihan dan hyper aktif. Sementara, ganja lebih dominan, efeknya bertolak belakang dengan sabu. Mereka lebih sering dan banyak tidur.
"Banyak klien yang bilang gunakan sabu untuk pendorong kerja," paparnya.
Kiki berujar, cuma ada satu cara untuk berehenti kecanduan narkoba. "Yaa nggak usah makai. Kalau kamu masih pakai narkoba kamu itu kolot."
Sebagai mantan pecandu narkoba selama 17 tahun lamanya, Rezki menyarankan para pecandu untuk rehabilitasi. Dirinya sempat berada di panti rehabilitasi narkoba Lido di Bogor, Jawa Barat.
Ia berujar, hal tersulit sebenarnya ketika sudah keluar rehabilitasi. Menurutnya, godaan ingin mencoba narkoba masih ada. Apalagi banyak faktor yang mempengaruhi.
"Jangan bangga saat anak usai rehabilitasi. Pemulihan itu sepanjang masa. Keluar dari rebah itulah rehab sebenarnya," ucapnya.
Ada empat hal pemicu seseorang ingin kembali memakai narkoba, pertama people in crime. Mereka adalah sejumlah teman lama sesama pengguna narkoba. Selanjutnya things atau benda pemicu dan place.
"Benda pemicu seperti bom sabu, botol mineral, sedotan dan uang. Saat kami di Lido, minum susu kotak tidak disediakan sedotan. Place atau tempat, usahakan kamar anak yang selesai rehab berubah suasana kamar di rumah," ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskan Rezki, ada pula faktor moment. Menurutnya, mereka yang sudah selesai rehabilitasi harus dijaga dari aktivitas pesta, euforia maupun perayaan seperti tahun baru.
"Cara menekan hasrat ingin pakai lagi, jangan hidup monoton. Ganggu zona nyaman kamu. Secepat mungkin cari hal hal positif," paparnya.
Ia mengingatkan agar jangan pernah takut menjalani pemulihan. "Kalau tidak berhenti, pilihan cuma tiga. Masuk kubur, dipenjara atau masuk rehabilitasi. Lebih baik memilih pemulihan," sarannya.
Kiki pun berpesan janganlah sampai orang mendekati barang haram atau narkoba. Ia menyebut, pemakaian narkoba hanya menunda masalah dan menimbulkan masalah baru.
"Beranikan diri keluar dari zona nyaman. Akui kesalahan yang pernah dibuat. Udah gak zamannya lagi make narkoba. Benerin hidup, rezeki insyaallah good. Silakan datang ke BNN buat konsultasi, Tidak perlu ragu, asalkan memang niat berubah," paparnya.