(istimewa)
Senin, 12 April 2021 08:49 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Direktur RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau, Nuzelly Husnedi menjelaskan pasien Dedek yang menderita Omfalokel dibawa pulang orangtuanya bukan karena adanya permintaan biaya pelayanan dari RSUD Arifin Achmad, melainkan biaya menunggu pasien yang tidak mampu dipenuhi orangtuanya.
"Pasien Omphalocele masuk RSUDAA ini merupakan pasien yang dibiayai sebagai peserta BPJS. Berarti semua pembiayaan pelayanan kesehatannya selama di rumah sakit ditanggung negara melalui BPJS," terang Dr. Nuzelly, Sabtu, 10 April 2021.
Dr Nuzelly menjelaskan Pasien Dedek masuk perawatan tangal 19 Februari 2021 usia 4 hari. Selama dalam perawatan dilakukan perbaikan keadaan umum sesuai dengan kondisi klinisnya oleh dr.Spesialis Anak dalam ruang khusus di Instalasi Perinatologi.
Perkembangan penyakit pasien selalu dipantau dan ada perbaikan, sesuai kondisi penyakitnya memerlukan waktu yg lama bahkan bisa berbulan-bulan karena menunggu menutupnya daerah yg terbuka secara alamiah.
"Sesuai perkembangan bayinya, tidak ada tindakan operasi segera yg bisa dilakukan untuk kasus pasien ini, hal tersebut sudah dijelaskan kepada orang tua/keluarga," jelas Dr Nuzelly.
Pada tanggal 6 April 2021, Pasien dibawa pulang atas permintaan keluarga dengan skema Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS) dengan Alasan akan merawat bayi di rumah sendiri.
Walaupun merupakan hak keluarga untuk membawa pulang pasien. Namun petugas RS tetap memberikan penjelasan semaksimalnya apa yang bisa dilakukan keluarga berupa edukasi kepada orang tua/keluarga karena seharusnya pasien tetap berada dalam perawatan RS.
Dr Nuzelly menyebut RSUD Arifin Achmad sebagai RS Pusat Rujukan merupakan pelayanan spesialistik luas dan subspesialistik yang tidak tersedia di rumah sakit lainnya. Sebagian besar pasien memerlukan tindakan-tindakan khusus atau memerlukan waktu perawatan yang relatif lebih lama.
Walaupun biaya perawatan pasien sudah ditanggung negara atau daerah, masalahnya adalah biaya hidup keluarga yang menunggu. karena biasanya keluarga juga berada di Pekanbaru dalam waktu lama dan meninggalkan pekerjaannya.
"Hal begini yang menyebabkan pihak keluarga memaksa untuk membawa pasien untuk pulang dan akan merawatnya sendiri di rumah," ujar Dr. Nuzelly.
Melihat situasi ini, Dr Nuzelly menyaranakan keluarga untuk menggunakan rumah singgah pasien atau keluarga untuk mengurangi biaya di luar RS.
Baca Juga
Beberapa di antaranya adalah rumah singgah di Jalan Hang Tuah kerja sama RSUD Arifin Achmad dengan BAZNAS Provinsi Riau yang diresmikan Gubernur Riau beberapa waktu yang lalu.
"Rumah singgah tersebut sehari-harinya dikelola dan dibiayai oleh Baznas untuk membantu masyarakat kurang mampu yang berasal dari Kabupaten atau Kota selama menjalani pengobatan di RSUD Arifin Achmad," ujar Dr. Nuzelly
Selain itu ada juga beberapa rumah singgah lainnya seperti yang dikelola dan dibiayai beberapa dokter yang bekerja di RSUDAA, ada juga yang dikelola pihak swasta lainnya.