IZI Riau Bantu Pengobatan Adik Nashwa Mengidap Meningitis

Nashwa.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Namanya Nashwa Ghania Munfiah. Biasa disapa Nashwa. Diumurnya yang masih berusia tiga tahun, ia divonis menderita penyakit meningitis dan harus dirawat di salah satu Rumah Sakit (RS) di Kota Pekanbaru.

Tim Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) Provinsi Riau, Mirna mengatakan, penyakit yang diderita Nashwa merupakan infeksi langka yang menyerang sumsum tulang belakang pada kepala sehingga ia sering merasa nyeri hebat di kepala. Karena meningitis ini juga, Nashwa kehilangan penglihatannya.

Mirna juga mengatakan, IZI Riau memberikan bantuan tunai kepada orang tua Nashwa untuk meringankan biaya perawatan Nashwa. Bantuan ini berasal dari para donatur dan infaq yang disalurkan melalui IZI Riau. Bantuan ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan Nashwa selama di rumah sakit, mengangsur hutang, dan juga untuk membeli obat-obatan yang hanya tersedia di luar RSUD tersebut.

“Kita doakan semoga cepat sembuh. Nashwa masih membutuhkan do’a serta uluran tangan untuk membantu biaya pengobatan, hingga pelunasan hutang,” katanya.



Orang tua Nashwa, Yurike yang merupakan seorang single parent berterimakasih atas bantuan yang diberikan IZI Riau. Ia mendoakan, semoga orang-orang yang membantu dirinya diberi rezeki yang melimpah.

Lebih lanjut, Yurike bercerita tentang kondisi Nashwa. Nashwa sempat menjalani pengobatan di salah satu RS di Indragiri Hulu (Inhu) dengan total biaya pengobatan Rp 68 juta tanpa menggunakan BPJS.

“Saya nggak punya BPJS, jadi biayanya mahal. Setelah ngurus BPJS, untuk pengobatan Nashwa saya bawa ke RSUD di Pekanbaru. Hutang di RS sebelumnya udah lunas dari uang pinjaman keluarga. Sekarang ngangsur hutang ke keluarga,” jelas Yurike.

Yurike mengatakan, saat ini Nashwa ditempatkan di ruangan High Care Unit (satu ruangan dengan pengidap meningitis lainnya. Selain tidak bisa melihat, Nashwa juga tidak bisa mengeluarkan suara, nafasnya sering sesak, dan sebagian anggota badannya sulit untuk digerakkan.

"Saya sedih dan sempat berfikir mengapa saya diberikan ujian seperti ini oleh Allah, tapi setelah saya melihat pasien-pasien lainnya, saya merasa bersyukur karena separah-parahnya anak saya, masih ada yang lebih parah dari ini,” pungkasnya.