Sulit Diatur, Mahasiswa Diprediksi Belum akan Masuk Kampus Awal Februari

Mahasiwa2.jpg
(istimewa)

RIAU ONLINE, PEKANBARU – Sekolah tatap muka terbatas dicanangkan akan kembali dibuka Februari mendatang. Berbeda halnya dengan kampus.

Menurut Kepala LPPM Pusat Studi Gender dan Anak UIN Suska Riau, Sukma Erni mengatakan, kampus diprediksi tidak akan laksanakan tatap muka dalam waktu dekat.

Sukma berujar, walaupun mahasiswa dinilai lebih dewasa, tapi justru mahasiswa lebih sulit dikontrol daripada anak sekolah. Ada perbedaan mendasar antara mahasiswa dan siswa.

Kalau siswa itu kebanyakan yang tinggal bersama orang tuanya, jadi kontrolnya jelas. Apabila ada yang fenomena terkait penyakit ini, yang tanggungjawab orang tuanya.

“Nah, kalau kampus, mereka datang dari wilayah masing-masing untuk kuliah. Mau tidak mau, orang tua akan lepas kontrol. Mau tidak mau, kampus yang meminta mereka datang harus bertanggungjawab. Wah, risiko sekali. Puluhan ribu mahasiswa dalam satu kampus? Enggak. Kampus nggak akan bisa jamin,” katanya.



Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ini juga mengatakan, jika dalam dua hingga tiga bulan kedepan ada perubahan baik, bisa saja ada perubahan kebijakan sehingga pembelajaran luring dikampus bisa dilaksanakan.

“Untuk sekarang ini, saya sendiri, kalau saya jadi rektor, maka saya tidak akan berani membuka kampus. Setau saya, Universitas Brawijaya juga sudah mengeluarkan keputusan belajar daring hingga September 2021,” ujarnya.

Selain itu, mengingat jumlah mahasiswa, khususnya mahasiswa UIN Suska Riau yang jumlahnya mencapai 35 ribu jiwa yang berasal dari berbagai seluruh Indonesia. Dengan berbagai kebiasaan, termasuk kebiasaan abai protokol kesehatan, membuat rektor tidak mau mengambil resiko.

 

“Soal vaksinnya sendiri juga belum jelas. Apakah semua masyarakat akan divaksin. Atau apakah vaksin ini berpengaruh sebagaimana yang diharapkan,” pungkasnya.