Dijemput Langsung, Begini Ini Cara Tukarkan Sampah Jadi Uang

TDB2.jpg
(Laras Olivia/Riau Online)

RIAUONLINE, PEKANBARU- Pemol singkatan dari Pemulung Online merupakan hasil inovasi dari Bank Sampah Tuah Di Banggarna (TDB). Satu-satunya bank sampah berbasis digitalisasi di Kota Pekanbaru.

 

Berdiri sejak tahun 2019, Pemol sudah menampung hingga 23 Ton sampah dari masyarakat. Untuk itu, TDB menyiapkan dua gudang penampungan sampah sementara.

 

CMO Pemol, Yohana Agustina memaparkan, sampah terbanyak berasal dari ibu-ibu rumah tangga. Mereka antusias menjualkan sampah melalui Pemol.

 

 

 

"Kini persentase ibu-ibu yang menjualkan sampah ke Pemol hampir 80 persen," terangnya.

 

Saat ini, Pemol hanya menjemput sampah anorganik. Mereka menjemput sampah berbahan kertas, kardus, plastik dan elektronik.

 

"Sampah bisa disetor lewat aplikasi, bisa juga diantar langsung ke drop-point Pemol. Uangnya akan dibayarkan langsung dan bisa juga ditabung atau dijadikan saldo untuk bayar token listrik, BPJS dan membeli produk daur ulang," kata Yohana.



 

Ada rencana Pemol melakuakan penjemputan sampah organik. Mereka telah menyiapkan ladang untuk menampung sampah organik. Ladang tersebut nantinya bisa dijadikan sebagai media belajar bagi siswa. Belajar tentang budidaya Belatung Pengurai Sampah, Black Soldier Fly (BSF).

 

"Lalat yang sedang dikembangkan nantinya akan menghasilkan telur yang kemudian bisa menjadi pakan ikan dan juga pupuk. Kits bakal mengembangkan satu lahan sebagai media pembelajaran dan edukasi soal sampah di Pekanbaru," ucapnya.

 

Untuk pengolahan sampah, Pemol bekerja sama dengan pihak ketiga. Mereka juga melakukan riset. Bekerjasama dengan DLHK Pekanbaru, Kementrian Pariwisata dan BUMN.

 

"Melihat user Pemol App, saat ini 67 persen masyarakat yang mengetahui bahwa sampah juga bisa menghasilkan uang," lanjutnya.

 

Melihat masyarakat masih kurang peduli membuang sampah. Mereka juga gencar memberi edukasi pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan tubuh. Selain cara pemilahan sampah yang baik dan benar.

 

"Bahwa sampah itu harus kering, agar tidak berbau. Tapi untuk sampah organik kita pastikan juga agar waktuya tidak lebih dari tiga hari. Karena takutnya ada lalat lain yang bukan BSF, malah nanti lalat yang mendatangkan penyakit," ulasnya.

 

Pemol mempunyai misi agar sampah-sampah yang ada di Pekanbaru tidak seluruhnya diangkut ke TPA. Melihat volume sampah yang tinggi tiap harinya di Pekanbaru.

 

Penghargaan yang baru-baru ini diraih Pemol yaitu Top 10 Startup se-Indonesia dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Pada 2019 memenangkan Pekanbaru sebagai kota layak pemuda.

 

Demi kepedulian menjaga ekosistem laut dan lingkungan hidup, Pemol akan mengelola sampah sebaik mungkin, didaur ulang, dan menghindari penumpukan sampah di tempat yang tidak semestinya.

 

 

Upaya memberi edukasi kepada masyarakat, Pemol menjangkau masyarakat melalui lurah dan RT/RW setempat. "Mereka akan mengedukasi warganya, terutama ibu-ibu rumah tangga," tutup Yohana.