(istimewa)
Sabtu, 17 Oktober 2020 18:46 WIB
Editor: Joseph Ginting
(istimewa)
RIAUONLINE, PEKANBARU - Walikota Pekanbaru, Firdaus menanam padi di Desa Japura, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak. Kegiatan itu merupakan bagan dari kontrak farming antara PT Sarana Pangan Madani (SPM)dan kelompok tani. Dimana saat ini sudah mengelola 30 Hektare sawah.
Tujuan dari kontrak farming ini adalah untuk memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat Pekanbaru, Kampar, Siak, dan Pelalawan (Pekansikawan).
"Ini kelanjutan kontrak farming antara PT SPM dan kelompok tani disini. Dimana saat ini sudah mengelola 30 Hektare sawah," kata Firdaus, Jumat, 16 Oktober 2020, saat mengahadiri kegiatan kontrak farming bersama Usaha Pelayanan Jasa Alat & Mesin Pertanian (UPJA) Bina Karya, di Desa Japura, Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak.
Ia menuturkan, akan berkembang lagi menjadi 300 hektare. Para petani lokal yang menggarap lahan ini akan dibantu oleh Rumah Pangan Madani (RPM).
"Para petani lokal dapat terbantu, agar saat panen hasilnya langsung dapat didistribusikan langsung ke salah satu program PT SPM, yaitu Rumah Pangan Madani (RPM) yang ada di Pekanbaru," ujarnya.
Tujuannya, agar para petani juga terhindar dari para tengkulak.
Baca Juga
"Kan sayang selama ini harga pangan mahal, tapi petani tidak sejahtera," ungkapnya.
Sementara itu, Direktur PT Sarana Pangan Madani (SPM), Ade Putra Daulay mengatakan, kontrak farming ini sesuai dengan enam arahan Presiden RI, dan sudah terlaksana oleh PT SPM yang bekerja lsama dengan UPJA Bina Karya.
"Memang masih dalam volume kecil, yaitu diangka 30 hektar, target kita kedepannya, 10 kali lipat," kata Ade Putra.
Pihaknya, berharap agar mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
"Harapan kami pemerintah pusat dapat mensupport agar arahan dari Presiden ini dapat kami laksanakan dengan volume yang lebih besar," pungkasnya.
Sekadar informasi, kegiatan kontrak farming ini juga mengikuti arahan dari Presiden RI terkait Petani dan Nelayan dalam Mewujudkan Transformasi Ekonomi terutama ditengah pandemi Covid-19, yaitu :
Pertama, pertumbuhan positif sektor pertanian, bagaimana momentum pertumbuhan positif sektor pertanian ini memberikan dampak yang signifikan dalam peningkatan kesejahteraan petani.
Kedua, memperkuat kelembagaan petani dan nelayan.
Ketiga, pola pikir off farm, yaitu dengan cara membangun proses bisnis dari produksi sampai ke pasca panen.
Keempat, model bisnis korperasi petani dan nelayan di sebuah Provinsi.
Kelima, peran BUMN, BUMD dan pihak swasta dalam meningkatkan kesejahteraan petani. Keenam, bagaimana membangun ekosistem yang terpadu.
Adapun kelompok tani yang ikut bekerjasama dalam menyukseskan program ini, yaitu Kelompok Tani Suka Maju, Mekarjaya, Tirta Jaya, Indra Jaya 1, dan Indra Jaya 2.