RIAU ONLINE, PEKANBARU-Politikus PKS mengaku prihatin dengan besarnya jumlah anak penderita gagal pertumbuhan atau stunting di Pekanbaru.
Berdasarkan data Per Januari 2020, ada sebanyak 1.248 kasus stunting di Kota Pekanbaru.
"Sangat disayangkan, karena Pekanbaru sebagai kota madani dan metropolitan dan smart city tentu harus bisa meminimalisir kasus stunting," ujar Ketua Komisi III DPRD Pekanbaru, Yasser Hamidy, Selasa 4 Agustus 2020.
Dengan memiliki anggaran yang cukup besar seharusnya Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru bisa mengatasi kasus stunting di Pekanbaru ini.
"Anggaran itu harus digunakan untuk mengatasi permasalahan seperti ini dan tidak lagi ada kasus gizi buruk yang diderita oleh balita Pekanbaru," jelasnya.
Katanya, Diskes Kota Pekanbaru harus bisa menekan angka pertambahan penyakit gizi buruk tersebut dengan melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengoptimalkan atau memanfaatkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang mana saat ini Posyandu dinilai juga kurang optimal dalam melayani kesehatan bayi ataupun balita.
"Covid-19 bukan menjadi alasan untuk Posyandu tidak melayani bayi ataupun balita, asalkan tetap dilengkapi dengan protokol kesehatan. Selain itu Posyandu juga harus punya inisiatif ataupun langkah untuk menghindari bayi dan balita dari gizi buruk," ujarnya.